Dalam masyarakat Toraja perempuan cenderung dianggap tidak bertahan hidup tanpa seorang laki-laki. Penelitian ini ingin menggali kisah Rut dan Naomi berdasarkan kitab Rut yang kehilangan suami tetapi bertahan hidup dan memperjuangkan masa depan yang lebih baik di tengah masyarakat yang patriakis. Berdasarkan kisah ini penulis hendak mengkontekstualisasikannya dengan menggunakan model praksis ke dalam kehidupan perempuan Toraja. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) perempuan bisa mengambil keputusan terbaik bagi keluarganya dan menghadapi resikonya; 2) perempuan bisa bertanggung jawab atas keluarganya; 3) perempuan mampu menyusun rencana dan strategi yang efektif untuk masa depan keluarga yang lebih baik. Kehidupan Naomi dan Rut memberikan pesan teologis bahwa kaum perempuan Toraja yang masih hidup dalam budaya patriarki juga bisa hidup seperti mereka. Perempuan Toraja dapat hidup mandiri, memimpin keluarga, dan akhirnya berkontribusi bagi kehidupan yang lebih luas di masyarakat.