Meningkatnya persentase teh yang gagal uji quality control pada kurun empat bulan terakhir tahun 2023 di PTPN VIII menyebabkan kerugian Perusahaan yang signifikan baik material maupun citra perusahaan. Dengan demikian permasalahan penelitian ini yaitu apa yang menjadi risiko dalam memproduksi teh dan bagaimana memitigasi risiko dalam kegiatan produksi teh di PTPN VIII. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi risiko-risiko yang timbul pada kegiatan manufaktur teh dan merancang tindakan mitigasi untuk perbaikan terhadap risiko guna meminimasi biaya kerugian Perusahaan akibat produksi yang gagal quality control. Nilai Risk Priority Number menunjukkan terdapat14 risiko dalam memproduksi teh di PTPN VIII, namun berdasarkan analisis Pareto dapat didentifikasi 7 risiko utama yang menjadi fokus penelitian untuk dilakukan upaya mitigasi. Penggunaan metode Fault Tree Analysis berhasil mencari akar penyebab risiko utama ini yaitu asap masuk ke withering trough, asap masuk ke mesin pengering, overfired, hasil gilingan terlalu halus, over oksidasi, bubuk teh terkontaminasi, dan hasil gilingan terlalu kasar. Selanjutnya analisis perbaikan berdasarkan akar penyebab masalah ini diestimasi dapat mereduksi biaya total kerugian Perusahaan akibat teh yang gagal quality control selama 4 bulan sebesar Rp. 11.827.120.069,-