-Indonesia has set the frequency band 2,300-2,400 MHz (3GPP band 40) as one of the frequency allocations for the TD-LTE mobile network. Consequently, the implementation of TD-LTE should pay attention to the phenomenon of Crossed Timeslot Interference (CTI) which can occur as a result of the operators' uplink-downlink configurations. A work simulating the impact of CTI interference that occurs between two network operators having an adjacent spectrum allocation is developed. Network performance indicator is measured through the value of Bit Error Rate (BER) and throughput value of Physical Downlink Shared Channel (PDSCH). The results show that the CTI has caused a degeneration of BER leading to a reduction of throughput value of PDSCH by 15.29%. This work is expected to be a reference for Indonesian network operators to pay more attention to the phenomenon of CTI which could potentially cause degradation of TD-LTE network performance.Intisari-Indonesia telah menetapkan pita frekuensi 2.300 -2.400 MHz (3GPP band 40) sebagai salah satu alokasi frekuensi untuk implementasi jaringan Long Term Evolution (LTE) mode TDD, atau lazim disebut TD-LTE. Konsekuensinya, penyelenggaraan jaringan berbasis teknologi TD-LTE harus memerhatikan fenomena interferens alur-waktu silang atau Crossed Timeslot Interference (CTI). Fenomena tersebut terjadi sebagai akibat pemilihan konfigurasi uplink-downlink yang berbeda oleh dua operator penyelenggara jaringan. Makalah ini mengembangkan simulasi interferens alur waktu silang yang terjadi antara dua operator penyelenggara jaringan TD-LTE yang memiliki alokasi spektrum berdampingan (adjacent spectrum allocation). Unjuk kerja jaringan diukur oleh besaran nilai Bit Error Rate (BER) dan besaran nilai kecepatan data atau lantasan (throughput) dari Physical Downlink Shared Channel (PDSCH). Hasil penelitian menunjukkan bahwa CTI mengakibatkan memburuknya nilai BER yang pada akhirnya menurunkan unjuk kerja jaringan, dengan nilai lantasan PDSCH turun sebesar 15,29 %. Makalah ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi operator penyelenggara TD-LTE untuk lebih memerhatikan CTI yang dapat menyebabkan degradasi unjuk kerja jaringan di Indonesia.Kata Kunci-TD-LTE, CTI, interferens, interferens alurwaktu silang, Indonesia.
I. PENDAHULUAN Long Term Evolution (LTE) diperkenalkan oleh ThirdGeneration Partnership Project (3GPP) untuk memenuhi kebutuhan layanan data berkecepatan tinggi [1]. Pada awal peluncurannya, LTE menyediakan kecepatan data puncak (peak data rate) sebesar 300 Mbps dan interval waktu (latency) kurang dari 5 ms [2]. LTE mendukung kedua mode frequencydivison-duplex (FDD) dan time-division-duplex (TDD). LTE mode FDD menggunakan sepasang spektrum untuk menjalankan operasi pengiriman data dari terminal pengguna atau User Equipment (UE) ke menara eNode-B, atau lazim disebut uplink, dan operasi pengiriman data dari menara eNode-B ke UE, atau lazim disebut downlink. Sementara itu, LTE mode TDD (TD-LTE) menggunakan sebuah spektrum untuk menjalankan operasi uplink dan operasi downlink.Pemba...