Latar belakang: Permasalahan serius yang dihadapi bangsa Indonesia salah satunya adalah permasalahan pada kesehatan usia remaja disekolah. Faktor penyebab terjadinya adalah kurangnya pengetahuan siswi mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang dapat berdampak terjadinya penyakit, kurangnya sikap kesadaran dalam menerapkan PHBS, sarana prasarana yang kurang memadai, peran guru, dan kebijakan sekolah yang masih belum berjalan atau terimplementasi secara maksimal.
Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran PHBS siswi kelas XI mulai dari pengetahuan, sikap, kebijakan, dan sarana prasarana penunjang di SMA Al-Fattah Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.
Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengambilan informan penelitian menggunakan jenis teknik Purposive sampling dengan pendekatan Non Probability sampling. Teknik pengambilan data penelitian ini menggunakan wawancara mendalam, Focus Group Disscusion (FGD), dan observasi. Instrumen penelitian menggunakan pedoman wawancara, pedoman FGD, dan daftar tilik (ceklist). Informan dalam penelitian ini informan berjumlah 29 orang dengan uraian kepala sekolah, wakil kepala sekolah kesiswaan, wakil kepala sekolah humas, wakil kepala sekolah sarana prasarana, guru olahraga, 12 siswi kelas XI MIPA dan 12 siswi kelas XI IPS.
Hasil: Hasil penelitian faktor predisposisi (pengetahuan dan sikap) PHBS disekolah didapatkan sebagian besar informan sudah mengetahui konsep pengetahuan perilaku hidup bersih dan sehat disekolah, sikap sebagian besar informan belum menerapkan PHBS disekolah, adanya faktor penguat (kebijakan) namun belum terimplementasikan dengan maksimal, dan adanya faktor pemungkin (sarana prasarana) penunjang perilaku hidup bersih dan sehat disekolah namun pengelolaannya masih belum maksimal.
Kesimpulan: Gambaran perilaku hidup bersih dan sehat disekolah sebagian besar masih belum berjalan dengan optimal. Diperlukan adanya peran aktif warga sekolah dalam mengimplementasikan PHBS dan adanya intervensi lebih lanjut oleh pihak puskesmas terkait edukasi kesehatan disekolah.