2014
DOI: 10.21776/ub.jkb.2014.028.02.15
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Permasalahan Pemberian Obat pada Pasien Geriatri di Ruang Perawatan RSUD Saiful Anwar Malang

Abstract: ABSTRAKPermasalahan terkait pemberian obat sering terjadi pada pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit, dengan faktor risiko yang tersering adalah polifarmasi dan peningkatan usia. Penelitian ditujukan untuk mengetahui deskripsi usia, jenis kelamin, jumlah obat dan prevalensi adanya Permasalahan terkait pemberian obat (Drug Related Problem=DRP) pada pasien geriatri yang menjalani perawatan di Rumah Sakit. Penelitian kohort retrospektif dengan pengambilan data sekunder pada pasien geriatri (≥ 60 thn) di … Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2020
2020
2020
2020

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(1 citation statement)
references
References 4 publications
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Kejadian DRP tersering antara lain potensi interaksi obat (66%), dosis yang tidak tepat (17,3%), pemakaian obat yang tidak perlu (16%), efek samping obat (14%), dan pemilihan jenis obat yang tidak tepat (8,7%). 3 Meskipun pasien berhak memilih dengan siapa dia ingin berobat dan pilihan pengobatan apa yang ingin dilakukannya sebagai bentuk realisasi asas autonomi dalam etika kedokteran, pengetahuan yang minim tentang obat yang beredar, baik jenis, efek terapi, dan efek samping membuat masyarakat biasanya menyerahkan pilihan jenis obat yang diresepkan sepenuhnya kepada dokter. Di era sekarang, di mana pilihan obat sudah sangat beragam, seorang dokter harus memastikan bahwa obat-obatan yang diberikan pada pasiennya sesuai indikasi medis dan aman, tetapi tetap dengan harga yang terjangkau.…”
Section: Tinjauan Etika Terhadap Praktik Polifarmasi Dalam Layanan Kedokteranunclassified
“…Kejadian DRP tersering antara lain potensi interaksi obat (66%), dosis yang tidak tepat (17,3%), pemakaian obat yang tidak perlu (16%), efek samping obat (14%), dan pemilihan jenis obat yang tidak tepat (8,7%). 3 Meskipun pasien berhak memilih dengan siapa dia ingin berobat dan pilihan pengobatan apa yang ingin dilakukannya sebagai bentuk realisasi asas autonomi dalam etika kedokteran, pengetahuan yang minim tentang obat yang beredar, baik jenis, efek terapi, dan efek samping membuat masyarakat biasanya menyerahkan pilihan jenis obat yang diresepkan sepenuhnya kepada dokter. Di era sekarang, di mana pilihan obat sudah sangat beragam, seorang dokter harus memastikan bahwa obat-obatan yang diberikan pada pasiennya sesuai indikasi medis dan aman, tetapi tetap dengan harga yang terjangkau.…”
Section: Tinjauan Etika Terhadap Praktik Polifarmasi Dalam Layanan Kedokteranunclassified