2021
DOI: 10.36417/widyagenitri.v12i3.336
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Persepsi Masyarakat Hindu Terhadap Terhadap Ngaben Massal

Abstract: Masyarakat merasa terbebani oleh biaya dalam melaksanakan ngaben namun setelah adanya ngaben massal masyarakat dapat melaksanakan ngaben tanpa memikirkan biaya yang terlalu tinggi. Namun lain halnya di Desa Solo yang menganggap biaya ngaben massal sama dengan ngaben individu. Pokok permasalahan: (1) Bagaimanakah persepsi masyarakat Hindu terhadap ngaben massal di Desa Solo, Kecamatan Angkona Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan?. (2) Bagaimanakah tata cara pelaksanaan terhadap ngaben massal bagi masy… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2022
2022
2023
2023

Publication Types

Select...
3

Relationship

0
3

Authors

Journals

citations
Cited by 3 publications
(2 citation statements)
references
References 0 publications
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Pada puncak upacara ngaben adalah saat prosesi pembakaran keseluruhan struktur yaitu lembu atau pihara beserat dengan jenazahnya. Prosesi ngaben biasanya memerlukan waktu yang cukup lama untuk jenazah yan memiliki kasta tertinggi ritual ini dilakukan selama tiga hari namun untuk keluarga yang kastanya rendah jenazahnya harus dikubur terlebih dahulu sebelum dilakukannya upacara ngaben (Paraswati et al, 2021).…”
Section: Hasil Penelitian Dan Pembahasan 31hasil Penelitian a Upacara...unclassified
“…Pada puncak upacara ngaben adalah saat prosesi pembakaran keseluruhan struktur yaitu lembu atau pihara beserat dengan jenazahnya. Prosesi ngaben biasanya memerlukan waktu yang cukup lama untuk jenazah yan memiliki kasta tertinggi ritual ini dilakukan selama tiga hari namun untuk keluarga yang kastanya rendah jenazahnya harus dikubur terlebih dahulu sebelum dilakukannya upacara ngaben (Paraswati et al, 2021).…”
Section: Hasil Penelitian Dan Pembahasan 31hasil Penelitian a Upacara...unclassified
“…The mass cremation procession in this area is seen as a process to "pay debts" to deceased parents and ancestors or known as PitraRna. Thus, the cremation procession must be carried out in totality by the descendants left behind (Paraswati et al, 2021). Furthermore, the cremation procession is also carried out by the Hindu community in the Banguntapan area, Bantul, Yogyakarta Special Region.…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%