Persepsi Pemilik Bangunan dalam Melestarikan Bangunan Cagar Budaya di Kawasan Braga Kota Bandung

Abstract

Abstract. Cultural heritage buildings are valuable assets and must be preserved. Because cultural heritage buildings are one of the remnants of the past and also a form of identity for a city. The current phenomenon in the Braga area, many owners of cultural heritage buildings choose for the building and the function of the building. Building owners consider old buildings to have less economic value because the maintenance costs of old buildings are more expensive. The incentives given by the Bandung City Government to owners of cultural heritage buildings are also still relatively small and still not sufficient to reduce the costs of cultural heritage building owners so that they maintain the original shape of the cultural heritage building. One of the efforts to maintain the preservation of cultural heritage buildings is by providing the form and amount of incentives based on the perception of the owner of the cultural heritage building. To find out the perception of each owner of cultural heritage buildings in the Braga area, the author uses a Mix Method approach, which combines qualitative and quantitative approaches. In collecting data to support the research, the author uses a variety of primary data and secondary data, which is then analyzed using descriptive analysis techniques and descriptive statistics.
 Abstrak. Bangunan cagar budaya merupakan aset yang berharga dan harus dilestarikan. Karena bangunan cagar budaya termasuk satu dari sisa peninggalan sejarah masa lampau dan juga salah satu bentuk identitas suatu kota. Fenomena yang terjadi saat ini di Kawasan Braga, banyak pemilik bangunan cagar budaya memilih untuk bangunan dan fungsi bangunan tersebut. Para pemilik bangunan menganggap bangunan lama kurang memiliki nilai ekonomi karena biaya perawatan bangunan lama lebih mahal. Insentif yang diberikan oleh Pemerintah Kota Bandung kepada pemilik bangunan cagar budaya juga masih tergolong kecil dan masih belum cukup untuk meringankan biaya pemilik bangunan cagar budaya agar mereka tetap menjaga bentuk asli dari bangunan cagar budaya tersebut. Usaha untuk menjaga kelestarian bangunan cagar budaya salah satunya dengan dengan memberikan bentuk dan besaran insentif berdasarkan persepsi pemilik bangunan cagar budaya. Untuk mengetahui persepsi dari setiap pemilik bangunan cagar budaya di Kawasan Braga penulis menggunakan pendeketan Mix Method yaitu menggabungkan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Dalam pengambilan data untuk menunjang penelitian, penulis menggunakan berbagai data primer serta data sekunder, yang kemudian data tersebut di analisis menggunakan teknik analisis deskriptif serta statistik deskriptif.

Digitalisasi Rumah Batu Kampung Al-Munawar di Palembang

“…Dengan demikian, pelestarian cagar budaya sangat penting karena mereka membentuk identitas suatu kota. Jika mereka tidak dilestarikan dan punah, maka kota tersebut kehilangan identitasnya (M. Fadila Rahman and Ira Safitri Darwin, 2022). Bidang pendidikan, pengetahuan, pariwisata, dan peraturan pemerintah semuanya dapat merasakan manfaat dari digitalisasi cagar budaya.…”

Understanding Sense of Place: Insights from People’s Experiences at Pasar Baru, Bandung, Indonesia

“…Based on an article about the conservation of the Pasar Baru area written by Nurmala in 2003, it is known that many of the old buildings around the market building are in disrepair and are not functioning, especially on Jalan Pasar Barat, which is behind the market building. Some have been turned into new buildings without paying attention to the original architecture, as well as adding advertising boards or shops with sizes that cover architectural elements (Nurmala, 2003). However, the diversity of buildings enriches the face of the Pasar Baru Bandung area (fig.…”

Eksplorasi Etnomatika dalam Tatanan Bangun Ruang dan Bangun Datar Pada Kawasan Alun-Alun Kota Surabaya

“…Alun-alun Kota Surabaya merupakan salah satu bentuk implementasi dari konsep sosial dan budaya dalam bentuk cagar budaya dengan jenis tangible cultural karena berbentuk sebuah bangunan peninggalan Belanda yang dilestarikan oleh Pemerintah Kota Surabaya [11]. Cagar budaya merupakan salah satu hal yang penting untuk tetap terus dilestarikan, karena cagar budaya dapat menjadi icon dari suatu kota.…”