Dalam sistem fotovoltaik, diperlukan teknik untuk memaksimalkan daya listrik output. Salah satu teknik yang digunakan adalah metode Maximum Power Point Tracking (MPPT) yang menemukan titik koordinat daya maksimum (MPP) pada kurva PV. Namun, ada masalah baru dalam MPPT terkait dengan bayangan parsial pada permukaan PV yang tidak merata iradiasinya. Masalah ini dapat mengubah posisi MPP pada kurva PV dan mengganggu kestabilan pencarian MPP selama periode transisi bayangan. Sebuah paper memperkenalkan metode heuristik baru yang disebut Queen Honeybee Migration Algorithm (QHBM) untuk mengatasi masalah ini. Metode ini meniru proses migrasi lebah madu Riau dalam mencari tempat terbaik untuk membangun sarang baru dengan menggunakan tegangan dan arus output panel surya sebagai inisialisasi posisi Queen dan Scouts. Bobot Scout disesuaikan dengan konstanta yang berubah sesuai posisinya dari MPP yang baru. Queen menentukan arah migrasi dengan memilih Scout dengan bobot terendah dan bermigrasi perlahan ke titik MPP sampai beberapa iterasi, kemudian menetap dan membangun sarang di MPP. Simulasi menunjukkan bahwa QHBM memiliki kecepatan komputasi yang cepat dan kestabilan yang baik dalam mencapai konvergensi, serta mampu melacak daya maksimal dalam kondisi irradiasi tertinggi, dibandingkan dengan metode heuristik lain seperti Particle Swarm Optimization (PSO), Perturb and Observe (P&O), Genetic Algorithm (GA).Bottom of Form