Aedes aegypti mosquito is the main vector of dengue virus causing dengue hemorrhagic fever (DHF) in Indonesia. The main preventive action is to control the presence of Ae. aegypti mosquito. Banana plants are known to contain secondary metabolite compounds acting as a natural insecticide, including the hump part. This research was conducted to evaluate to toxicity of hump of Ambon banana extract (Musa acuminata L. cv. Gros Michel) to dengue vector Ae. aegypti mosquito. The research used experimental method, the treatment concentration was 0.001; 0.01; 0.1; 1; 10; 100 and 1000 ppm of Ambon banana methanol extract and 0 ppm concentration as a control, each with three replications. The variables observed were individual deaths at every stage of development and morphological damage. The data obtained were analyzed using the analysis of variety and Duncan test with 95% confidence level. In addition, probit analysis was used to determine the value of LC50. The results showed that the study of toxicity indicates that in the further stage of development, the toxicity of methanol extract from Ambon banana hump was less toxic. Toxicity of Ambon banana hump methanol extract was highest in egg with LC50 value of 314,852 ppm. The methanol extract of banana Ambon has the morphological destructive activity in all development stages of Ae. aegypti.Abstrak. Nyamuk Ae. aegypti merupakan vektor utama virus dengue penyebab demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia. Upaya pencegahan utama adalah dengan mengendalikan keberadaan nyamuk Ae. aegypti. Tanaman pisang diketahui memiliki kandungan senyawa metabolit sekunder yang memiliki aktivitas sebagai insektisida nabati, termasuk bagian bonggol. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi daya toksisitas ekstrak metanol bonggol pisang ambon (Musa acuminata L. cv. Gros Michel) terhadap nyamuk vektor dengue Ae. aegypti. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan desain penelitian rancangan acak lengkap (RAL), perlakuan yang dicoba berupa konsentrasi ekstrak metanol bonggol pisang ambon 0,001; 0,01; 0,1; 1; 10; 100, 1000 ppm dan 0 ppm sebagai kontrol, masing-masing dengan tiga kali ulangan. Variabel yang diamati adalah kematian individu pada setiap tahap perkembangan dan kerusakan morfologi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam dan uji duncan dengan taraf kepercayaan 95%, dan untuk menentukan nilai LC50 menggunakan analisis probit dengan aplikasi SPSS 16. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin lanjut tahap perkembangan nyamuk Ae. aegypti, ekstrak metanol bonggol pisang ambon semakin tidak toksik. Daya toksik ekstrak metanol bonggol pisang ambon paling tinggi pada telur dengan nilai LC50 314,852 ppm, dengan aktivitas berupa penghambatan penetasan telur, sedangkan paling rendah pada imago dengan nilai LC50 1755,077 ppm. Ekstrak metanol bonggol pisang ambon memiliki aktivitas merusak morfologi semua tahap perkembangan Ae. aegypti.