Potential of Siamese Weeds (Chromolaena adorate (L) R. M. King dan H.Robinson) as Bioherbisides

Abstract

ABSTRAKHerbisida dapat menghemat tenaga tetapi menyebabkan terjadinya polusi sumber air, kerusakan tanah, dan meninggalkan residu toksik pada produk pertanian. Pemberantasan gulma yang ramah lingkungan dapat dilakukan dengan menggunakan bioherbisida antara lain alelopati daun siam (C. odorata). Penelitian dilakukan di Laboratorium Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (BALITKABI) Malang, pada bulan April 2017 menggunakan rancangan acak lengkap faktorial diulang tiga kali. Faktor pertama: konsentrasi ekstrak C. odorata terdiri dari: konsentrasi 0% (w/v), konsentrasi 10% (w/v), konsentrasi 20% (w/v), konsentrasi 30% (w/v). Faktor kedua: jenis komoditas, terdiri dari: kedelai, kacang hijau dan padi. Pembuatan simplisia diawali dengan pengovenan daun C. odorata segar pada suhu 65 ˚C selama 24 jam kemudian diblender. Ditimbang 60, 40, 20 gr simplisia tersebut dan direndam dengan etanol 95 % selama empat jam. Kemudian pada masing-masing level konsentrasi ditambahkan aquades sebanyak 200 ml dan disaring dengan kertas saring. Pengujian benih dilakukan dengan kertas CD yang terlebih dahulu dibasahi dengan larutan ekstrak, benih disusun diatas kertas CD dan diberdirikan. Selama perkecambahan kelembapan kertas dijaga dengan pemberian 10 ml larutan ekstrak sesuai dengan perlakuan tingkat masing-masing konsentrasi. Peubah yang diamati adalah panjang radikal (akar), panjang plumula, dan jumlah daun pada 4, 7 dan 10 hst. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun C. odorata dengan konsentrasi 20% (w/v) dan 30% (w/v) berpotensi sebagai bioherbisida yang dapat mengendalikan pertumbuhan gulma.