Pendahuluan. Terdapat beberapa instrumen model skor preoperatif yang dapat membantu menilai risiko komplikasi paru pascaoperasi dan diperkirakan ARISCAT merupakan instrumen yang sederhana, memiliki performa yang baik, namun penggunaannya belum luas. Model skor ini belum divalidasi di Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk menilai kemampuan diskriminasi dan kalibrasi skor ARISCAT dalam memprediksi komplikasi paru pascaoperasi pada pasien di RS rujukan tersier di Indonesia. Metode. Penelitian ini adalah kohort retrospektif yang bertujuan untuk menilai kemampuan prediksi skor ARISCAT pada populasi Indonesia. Penelitian ini melibatkan subjek yang menjalani operasi di RSUPN Cipto Mangunkusumo sepanjang tahun 2017. Variabel yang diteliti meliputi usia, saturasi oksigen, riwayat infeksi paru, anemia, jenis pembedahan, durasi operasi, pembedahan darurat, dan kejadian PPC yang terjadi dalam 30 hari pascaoperasi. Validasi eksternal skor ARISCAT dilakukan dengan menilai kemampuan diskriminasi dan kalibrasi. Diskriminasi dinilai dengan area under the curve (AUC) dan kalibrasi dinilai dengan uji Hosmer-Lemeshow dan plot kalibrasi. Hasil. Dari total 428 subjek yang diteliti, kami dapatkan insiden PPC sebesar 32%. Kemampuan diskriminasi menunjukkan nilai AUC sebesar 88,2% (IK 95%; 84,1-92,2%). Kemampuan kalibrasi pada uji Hosmer-Lemeshow menunjukkan nilai p=0,052 dan plot kalibrasi menunjukkan koefisien r=0,968. Simpulan. Skor ARISCAT memiliki kemampuan diskriminasi dan kalibrasi yang baik pada pasien yang menjalani operasi di RSCM.