ABSTRAKSebagai penyakit menular yang dipicu oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2), kode genetika virus terus berevolusi hingga sampai pada varian dominan yang diketahui adalahvtipe Delta yang memperpanjang pandemi di seluruh dunia. Dibandingkan dengan varianlain seperti Alfa, Beta dan Omicron yang lebih baru, varian Delta adalah salah satu yang paling parah menyerang sistem imun tubuh manusia, seperti yang dapat dilihat di situs Worldometer di mana jumlah kematian harian yang tinggi di banyak negara. Kondisi ini mendorong pemerintah untuk mengambil keputusan yang sangat sulit melalui sejumlah kebijakan pembatasan mobilitas penduduk yang sangat ketat. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengukur pengaruh jumlah tes harian, pengaruh varian delta COVID-19 dan penerapan pembatasan aktivitas parsial dan mobilitas masyarakat terhadap pertumbuhan harian kasus positif di Provinsi DKI Jakarta. Dalam penelitian ini, kasus positif harian dimodelkan sebagai fungsi pertumbuhan eksponensial basis 3yang estimasi parameternya dilakukan dengan menggunakan teknik regresi linierberganda. Hasil estimasi menunjukkan adanya pengaruh signifikan dengan taraf nyata 5 % dari varian Delta berdasarkan jumlah uji COVID-19 harian terhadap jumlah kasus baru harian dengan faktor perkalian sekitar 2,6. Sedangkan pengaruh pembatasan sebagian aktivitas dan mobilitas masyarakat, secara kasar mampu secara signifikan dapat menekan hingga setengah dari potensi kasus positif harian yang mungkin terjadi.Kata kunci: virus varian delta, pembatasan aktivitas komunitas, jumlah kasus positif harian, jumlah tes harian