Preferensi Konsumen terhadap Produk Sasirangan di Kota Banjarmasin

Abstract

Sasirangan merupakan kain khas dari Kalimantan Selatan yang kerap kali digunakan pada acara-acara formal, maupun sebagai seragam kantor. Namun seiring dengan berjalannya waktu, kain sasirangan sudah mulai digunakan sebagai pakaian sehari-hari bagi masyarakat di Kalimantan Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis prefrensi konsumen dalam memilih produk sasirangan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-eksploratif untuk menggali lebih dalam aspek prefrensi konsumen dalam memilih produk sasirangan. Dengan model ini, dapat diidentifikasi secara mendalam potensi pasar dari produk sasirangan serta apa saja hambatan-hambatan dalam pengembangannya. Preferensi utama bagi konsumen dalam membeli produk sasirangan adalah kombinasi warna, motif, kenyamanan, harga, pewarna alam, tren dan merek. Konsumen secara umum sangat memperhatikan warna dan motif sebagai pertimbangan utama dalam memilih sasirangan. Di sisi lain, merek tidak menjadi prioritas utama, bahkan cenderung tidak diperhatikan dalam keputusan membeli, hal ini dikarenakan hampir tidak ada sasirangan bermerek yang dominan di Kalimantan Selatan. Jenis pewarna yang digunakan juga masih belum menjadi prioritas oleh konsumen sebagai bahan pertimbangan utama dalam membeli produk sasirangan.

The Impact of Environmental Consciousness on Consumer Choices of Sasirangan: A Review and Research Gap Analysis

“…The position of natural dye Sasirangan products as premium products implies this variety's higher price. Study findings indicated that pricing is still a consideration besides consumers' primary preferences for the blend of colors, patterns, comfort, fashion trends, and brand names [12]. The study's respondents prefer either dye kind (natural or synthetic) [12].…”

“…Study findings indicated that pricing is still a consideration besides consumers' primary preferences for the blend of colors, patterns, comfort, fashion trends, and brand names [12]. The study's respondents prefer either dye kind (natural or synthetic) [12]. Unfortunately, the study does not include environmental consciousness variables in determining whether Sasirangan should be used with natural or synthetic dyes according to consumer choice.…”

Model Afirmatif Bagi Masyarakat Pesisir Pantai Di Wilayah Jakarta Utara Tentang Batik Jumputan Bermotif Alam Versi Milenial

“…Lubis et al, 2018;Qothrunnada & Takarini, 2023;Risnasari et al, 2021) Perkembangan seni budaya di tanah air terus berkembang, salah satunya adalah industri batik, dalam industry pewarnaan kain yang salah satunya batik, mempunyai ragam turunan yang diminati masyarakat dan disesuaikan dengan kebutuhannya. Di era pembangunan berkelanjutan atau (sustainable development) industri batik terus berkembang dan banyak menggunakan pewarna pewarna, mulai dari pewarna alam dan buatan (Fitria & Yustisya, 2021;Perdana, 2019;Pradana & Fitriyanti, 2021;Subechiana, 2022;Yuniar et al, 2022).…”