Oil palm is the most important estate crop in Indonesia. One of the major problems in palm oil industry is the difficulty to degrade palm oil mill effluent (POME) due to the high content of COD and BOD. POME can be processed physico-chemically using membrane filtration technology. Chitosan is one of the most widely used materials for producing membrane filtration. Composite of chitosan-PVA-PEG is a highly mixture absorbent, which may possibly be used as a membrane in filtration process of POME. The experiment was started with the production of composite membrane, and then filtration application using cross-flow reactor system. The variables of this experiment were chitosan and PVA ratio (3:7, 4:6, 1:1, 6:4 and 7:3 )
AbstrakKelapa sawit merupakan tanaman perkebunan terpenting di Indonesia. Salah satu kendala utama yang dialami industri kelapa sawit saat ini adalah sulitnya proses degradasi limbah cair kelapa sawit (LCKS) akibat tingginya kandungan COD dan BOD. Secara fisika-kimia, POME dapat diolah menggunakan teknologi filtrasi membran. Kitosan merupakan salah satu bahan yang banyak digunakan dalam pembuatan membran filtrasi. Komposit kitosan-PVA-PEG merupakan campuran yang memiliki daya serap tinggi sehingga memungkinkan digunakan sebagai membran dalam filtrasi POME. Penelitian diawali dengan pembuatan membran komposit, dilanjutkan dengan aplikasi filtrasi menggunakan sistem reaktor cross flow. Perlakuan yang digunakan yaitu ratio kitosan:PVA (3:7, 4:6, 1:1, 6:4 dan 7:3) dan kecepatan pengadukan (100 rpm dan 300 rpm). Pengujian pada reaktor dilakukan selama 50 menit dan permeate diambil setiap 10 menit. Parameter yang dianalisis adalah fluks, COD dan BOD. Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan nilai fluks tertinggi pada variasi kecepatan pengadukan 100 rpm dan 300 rpm masingmasing sebesar 40,20 L/m 2 .jam dan 27,15 L/m 2 .jam. Nilai rejeksi COD dan BOD tertinggi diperoleh pada rasio membran 1:1 dan kecepatan pengadukan 300 rpm yaitu masing-masing 97,24% dan 97,60%.[Kata kunci: membran kitosan, fluks, rejeksi BOD dan COD, POME]
PendahuluanPenanganan limbah pabrik kelapa sawit (PKS) khususnya limbah cair masih menjadi masalah yang disebabkan sulitnya proses degradasi limbah cair kelapa sawit (POME) akibat tingginya kuantitas dan kandungan kontaminan. POME mengandung COD sebesar 25.000-36.000 mg/L dan BOD sebesar 23.000-32.000 mg/L (Rahardjo, 2005). Nilai tersebut masih belum memenuhi kriteria baku mutu limbah cair industri kelapa sawit khususnya nilai COD yang masih jauh di atas 350 mg/L dan nilai BOD yang masih di atas 100 mg/L (Peraturan Kementrian Lingkungan Hidup, 2014). Sampai saat ini hampir semua PKS di Indonesia masih menggunakan metode konvensional dalam pengolahan POME dengan sistem kolam limbah (anaerobic-aerobic pond), namun sistem kolam ini kurang ramah lingkungan karena melepaskan banyak gas metana ke atmosfer. Oleh karena itu diperlukan perbaikan dan penyempurnaan sistem industri khususnya penanganan limbah cair POME dalam penurunan COD dan BOD. *) Penulis korespondensi: