Cekaman kekeringan merupakan salah satu faktor penghambat dalam budidaya tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans Poir). Salah satu solusi dalam mengatasi masalah tersebut adalah melalui teknik osmopriming benih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh osmopriming benih terhadap pertumbuhan dan morfofisiologi tanaman kangkung darat pada cekaman kekeringan. Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2015 sampai April 2016 di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan FALITMA, UGM, Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan dua faktor perlakuan yaitu osmopriming benih (0%, 5%, 10%, dan 15% (w/v) PEG 6000) dan cekaman kekeringan (interval penyiraman 1, 3, dan 5 hari sekali). Peubah yang diamati adalah persentase berkecambah, kecepatan berkecambah, keserempakan berkecambah, panjang akar, bobot kering akar, bobot kering tajuk, kadar klorofil, serta kadar prolin. Analisis statistik meliputi sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji jarak berganda duncan (DMRT) pada taraf kepercayaan 95%. Hasil menunjukkan bahwa osmopriming meningkatkan secara signifikan persentase berkecambah, kecepatan berkecambah, keserempakan berkecambah, panjang akar, bobot kering akar, bobot kering tajuk, dan kadar prolin dengan konsentrasi PEG 15%, serta meningkatkan secara signifikan kadar klorofil dengan konsentrasi PEG 10% pada cekaman kekeringan. Osmopriming benih efektif digunakan untuk mengatasi masalah cekaman kekeringan pada budidaya tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans Poir).
Kata kunci: interval penyiraman, panjang akar, PEG 6000, persentase berkecambah