Hamartoma is a benign tumor-like lesion composed of overgrowth of mature cells and tissues. Along with its unspecific appearance, it may occur in the oral cavity and bear resemblance to the other lesions. In this report we describes the clinical appearance of hamartoma as well as the diagnosis method in the case of a 37-year-old-man. The patient explained that he already has redness plaque lesion on his skin left cheek region since he was born. The lesion was sensed to grow and discomfort at the age of 22. A surgical therapy had been performed to reduce the size of lesion one year after, but the redness plaque still existed. Thirteen years following the operation, white lesion appeared on the inner left cheek 10 x 8.5 x 6 cm of size and extended onto lower lips within half a year. Diagnostic procedure was carried out such as biopsy, CT-scan and radiography with neuroma as an initial conclusion. New histopathological examination confirmed the diagnosis of hamartoma. It is concluded that adequate and appropriate biopsy procedure along with sufficient clinical information are needed to develop a proper diagnosis to distinguish hamartoma from other oral lesions.
AbstrakHamartoma: Prosedur diagnosis pada kasus dengan tampilan klinis yang tidak spesifik. Hamartoma merupakan lesi dengan disorganisasi pertumbuhan sel matur dan jaringan yang berlebihan, dapat terjadi di rongga mulut dengan gambaran tidak khas dan menyerupai neoplasma. Laporan kasus ini memaparkan gambaran klinis hamartoma beserta penegakan diagnosisnya pada pasien pria 37 tahun. Pasien tersebut memiliki riwayat lesi kulit berupa plak merah pada pipi kiri yang telah terlihat sejak lahir. Lesi tersebut dirasakan membesar dan mengganggu pada usia 22 tahun. Setahun kemudian dilakukan operasi pengurangan massa lesi, namun tetap meninggalkan gambaran kemerahan. Tiga belas tahun setelah operasi, timbul lesi putih di pipi kiri bagian dalam yang dalam waktu setengah tahun membesar hingga berukuran 10 x 8,5 x 6 cm dan meluas sampai bibir bawah. Prosedur diagnosis dilakukan berupa pemeriksaan klinis dan penunjang yakni biopsi, CT scan, dan radiograf dengan kesimpulan awal neuroma. Selanjutnya dilakukan biopsi ulang dengan kesimpulan diagnosis hamartoma. Disimpulkan bahwa biopsi yang adekuat dan representatif, serta penyertaan informasi klinis yang memadai diperlukan untuk membedakan hamartoma dengan lesi oral lainya.