2018
DOI: 10.32539/sjm.v1i2.20
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Prevalensi Kejadian Penyakit Menular Seksual (HIV, Hepatitis B, Hepatitis C, dan Sifilis) pada Wanita Penjaja Seks di Palembang

Abstract: Data Centers for Disease Control and Prevention (CDC) tahun 2016 menunjukkan sekitar 110 juta orang menderita penyakit menular seksual (PMS). PMS sering kali dipandang sebelah mata, padahal dampaknya bagi kesehatan jangka panjang  cukup signifikan terutama pada wanita dan bayi,  seperti infertilitas, kelainan kongenital, kanker dan lain-lain. Penjaja seksual merupakan kelompok berisiko tinggi untuk tertular PMS. Karena itu, perlu diketahui prevalensi PMS terutama pada mereka yang berisiko tinggi (wanita penjaj… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1

Citation Types

0
1
0
1

Year Published

2023
2023
2024
2024

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(2 citation statements)
references
References 0 publications
0
1
0
1
Order By: Relevance
“…In Asia, the number of new cases consisted of four types of STIs in 2008 it was estimated at 78.5 million; 7, 2 million case Chlamydia trachomatis; 25.4 million case Neisseria gonorrhea, 3.0 million case syphilis, And 42.9 million case Trichomonas vaginalis. Apart from that, in several other cases, like herpes simplex And HPV Also found on Woman reproductive (Puspitasari et al 2019).. [12].…”
Section: Methodsmentioning
confidence: 98%
“…In Asia, the number of new cases consisted of four types of STIs in 2008 it was estimated at 78.5 million; 7, 2 million case Chlamydia trachomatis; 25.4 million case Neisseria gonorrhea, 3.0 million case syphilis, And 42.9 million case Trichomonas vaginalis. Apart from that, in several other cases, like herpes simplex And HPV Also found on Woman reproductive (Puspitasari et al 2019).. [12].…”
Section: Methodsmentioning
confidence: 98%
“…Distribusi usia pada penelitian ini sedikit lebih muda dibandingkan data sebelumnya pada tahun 2013 yang menunjukkan prevalensi infeksi hepatitis tertinggi pada kelompok usia 45 -54 tahun dan 65 -74 tahun. Studi ini juga menemukan bahwa prevalensi secara bertahap menurun seiring dengan bertambahnya usia yang mungkin disebabkan oleh penurunan mobilitas fisik yang menyebabkan terbatasnya kesempatan bagi lansia untuk mengakses skrining dan pemeriksaan di bank darah (Liana, 2018). Faktor lain yang berkontribusi adalah peningkatan suntikan recreational drugs yang tidak aman dan praktik seksual tidak sehat yang menyebabkan infeksi terjadi pada usia yang lebih muda.…”
Section: B Pembahasanunclassified