Manajemen Sumber Daya Manusia memiliki beberapa fungsi, salah satunya adalah pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia. Salah satu aspek yang perlu dikembangkan adalah kompetensi. Kompetensi dalam hal ini berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang memadai, yang cukup untuk memenuhi kebutuhan, seperti kinerja yang tepat dari suatu pekerjaan. Salah satu perilaku karyawan yang belum dikembangkan dan ditingkatkan adalah perilaku inovasi dalam bekerja. Penelitian ini bertujuan untuk menyajikan Model Pembentukan Perilaku Inovatif Dosen Perguruan Tinggi Negeri vokasi di Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan metode survei literature. Studi pengembangan model pembentukan perilaku inovatif dosen vokasi ini dilakukan dalam empat tahap. Tahapan dalam penelitian ini adalah Studi pustaka, pengembangan model, desain model, terakhir implementasi pengembangan instrumen. Model ini menggambarkan konstruk dan proposisi yang digunakan sebagai dasar untuk membangun model konseptual. Penelitian ini akan meningkatkan pemahaman tentang bagaimana pola perilaku inovasi terbentuk, khususnya di kalangan dosen di perguruan tinggi negeri vokasi di Jawa Timur.
PENDAHULUANBlau, (1964) mengembangkan Social Exchange Theory (SET) yang menggabungkan tingkah laku sosial dasar manusia dengan struktur masyarakat yang lebih luas, yaitu antara individu dengan kelompok, dan kelompok satu dengan kelompok yang lain. SET dapat melandasi hubungan antar pihak-pihak yang terlibat dalam perusahaan, dimana mereka saling tukar menukar untuk saling melengkapi. Pola ini dapat diterapkan untuk praktek Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM).MSDM memiliki dua fungsi yang bertujuan untuk membentuk kinerja karyawan yang efektip, yaitu pelatihan & pengembangan dan pemeliharaan SDM. Sasaran program pelatihan & pengembangan adalah kompetensi SDM, yang salah satu unsurnya adalah attitude yang memadai untuk memenuhi kebutuhan berkinerja yang efektif (Man et al., 2002). Kemudian fungsi pemeliharaan karyawan bertujuan antara lain untuk mempertahankan atau meningkatkan kondisi mental dan sikap karyawan agar mereka tetap loyal dan bekerja produktif (Haryanto, 2012). Jadi ke dua fungsi tersebut memiliki obyek yang sama, yaitu perilaku untuk membangun kinerja yang efektif dan produktip. Perilaku karyawan yang mempengaruhi kinerja Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/index .php/briliant