Seiring digulirkannya program Merdeka Belajar Kampus Merdeka oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi banyak hal baru yang harus dikuasai oleh sekolah. Hal baru itu meliputi perubahan paradigma dalam pembelajaran, pendidikan yang memerdekakan, projek penguatan profil pelajar Pancasila, pembelajaran yang berdiferensiasi, hingga asesmen pembelajaran. Sejak program itu digagas Kementerian telah melakukan berbagai terobosan di antaranya melakukan sosialisasi, pelatihan, diklat, bimtek, dan pendampingan. Namun pada tataran implementasi tidak semua program berjalan sesuai rencana, karena ditemukan berbagai masalah di dalamnya. Permasalahan itu di antaranya adalah terkait masalah teknis, seperti pembuatan kurikulum operasional satuan Pendidikan (KOSP), pembuatan modul ajar, pembelajaran berdiferensiasi, dan asesmen pembelajaran. Terkait masalah tersebut solusi yang tim tawarkan adalah dengan melaksanakan pendampingan terhadap pendidik dan kepala sekolah. Langkah pelaksanaannya adalah melakukan pendampingan dan workshop terhadap mereka. Hasilnya adalah para pendidik mendapatkan wawasan baru mengenai pengembangan instrumen asesmen dengan menggunakan paradigma baru bagi sekolah penggerak. Tim merekomendasikan perlunya membuat rencana tindak lanjut terkait pendampingan asesmen pembelajaran dengan paradigma baru.