Kompost post is an organic fertilizer derived from plant residues and animal waste. This fertilizer is environmentally friendly, increases soil fertility, and can increase the income of farmers. The people of Ngreco Village are farmers' villages. Planting vegetables and secondary crops are a solution during the Covid-19 pandemic. The majority of the population raises goats. To improve the quality of creativity and good planting results, namely by providing education, counseling, and training. Making compost from goat manure is very important and needed by plants because it contains nutrients such as nitrogen (N), phosphorus (P), and potassium (K) as well as micronutrients including calcium, magnesium, sulfur, sodium, iron, and copper. relatively high plant requirements and soil fertility. Technology transfer through facilitation increases public knowledge and awareness about the importance of compost fertilizers for plants. However, the implementation is still lacking due to limited materials. So people only rely on assistance from the government or apply without the composting process.
Kompos merupakan pupuk organik yang berasal dari sisa tanaman dan kotoran hewan. Pupuk merupakan media tanam yang ramah lingkungan, menambah kesuburan tanah, dan mampu menambah pendapatan peternak. Desa Ngreco merupakan desa petani. Menanam sayuran dan palawija menjadi solusi di masa pandemi Covid-19 bagi masyarakat Desa Ngreco. Mayoritas penduduknya juga memelihara kambing. Untuk meningkatkan kualitas, kreativitas, dan hasil penanaman yang baik adalah dengan memberikan edukasi, penyuluhan, dan pelatihan. Membuat pupuk kompos dari kotoran kambing merupakan kegiatan yang sangat penting dan dibutuhkan oleh tanaman karena mengandung zat hara seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) serta unsur hara mikro di antaranya kalsium, magnesium, belerang, natrium, besi, dan tembaga relatif tinggi yang dibutuhkan tanaman untuk kesuburan tanah. Transfer teknologi dapat dilakukan melalui fasilitasi menambah pengetahuan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pupuk kompos pada tanaman. Keterbatasan bahan menjadi pemicu rendahnya tingkat kesadaran dalam pengimplementasian, sehingga masyarakat hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah atau mengaplikasikan tanpa proses pengomposan.