Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis salah satu tradisi Islam Nusantara yaitu meroah (Pepujan) taon dan balit (acara syukuran/selametan di Makam Leluhur) sebagai model toleransi dan integrasi yang selama ini tetap dipertahankan masyarakat Islam Sasak dengan membawa hasil panen perkebunan merupakan bentuk harmonisasi manusia dan alam yang diperuntukkan sebagai wadah Toleransi antara umat Islam dan Buddha Suku Sasak Lombok. Sejalan dengan hal di atas, studi ini berpandangan, kultur budaya dijadikan sebagai sebuah kesadaran hubungan yang berorientasi pada sikap toleransi. metode penelitian yang digunakan bersifat kualitatif-analitik dengan pendekatan entnografi yang terfokus pada masyarakat Sasak Islam dan Buddha di Desa Tegal Maja, Lombok Utara. Meroah taon dan balit disatu sisi merupakan ritual dan sisi lain merupakan alat untuk integrasi sosial dimana kelompok dapat membangun interaksi sosial dan harmoni antar suku. Walaupun begitu, tradisi ini masih dipertahankan oleh masyarakat Sasak yang beragama Islam dan Buddha. Hal ini yang disebut oleh Islam Nusantara sebagai dialektika antara budaya lokal dan nilai-nilai Islam. Islam Nusantara menghargai nilai budaya dan Islam sebagai suatu hal yang subtansial untuk memperkokoh toleranasi dan integrasi sosial dalam masyarakat yang majemuk dengan memuat nilai cinta kasih, persaudaraan dan saling bekerja sama antar golongan.