ABSTRAKCendawan mikoriza arbuskula (CMA) diketahui meningkatkan pertumbuhan tanaman bawang merah (Allium cepa var. aggregatum) dan membantu meningkatkan ketahanan tanaman terhadap gangguan penyakit. Penelitian ini bertujuan mengetahui peran CMA dalam menekan perkembangan penyakit bercak ungu yang disebabkan oleh Alternaria sp. pada pertanaman bawang merah di Dusun Gowok, Caturtunggal, Sleman, Yogyakarta. Perlakuan inokulasi CMA pada tanaman bawang merah yang dipupuk atau yang tidak dipupuk N, P, dan K menyebabkan tinggi tanaman dan jumlah daun yang lebih besar dibandingkan dengan perlakuan tanpa inokulasi CMA. Intensitas dan laju perkembangan penyakit bercak ungu pada tanaman bawang merah yang diinokulasi CMA lebih rendah dibandingkan dengan kontrol maupun tanaman yang diberi perlakuan fungisida kimia. Hasil tersebut menunjukkan bahwa CMA selain berperan sebagai pupuk hayati juga berpotensi sebagai agens pengendali hayati.Kata kunci: agens pengendali hayati, Alternaria porri, ketahanan tanaman.
ABSTRACTArbuscular mycorrhizal fungi (AMF) is known to improve the growth of shallot (Allium cepa var. aggregatum) and strengthen the resistance of plants toward disease infection. This research aimed to find out the roles of AMF in suppressing the development of purple blotch disease caused by Alternaria sp. on shallot in Caturtunggal, Sleman, Yogyakarta. Inoculation of AMF either on fertilization of N, P, K or without fertilization treatment resulted on higher plant height and number of leaves compared to those without AMF inoculation. The plant inoculated with AMF had lower purple blotch disease intensity and disease progression than control and fungicide treatment. The result showed that AMF, in addition to act as the bio-fertilizer, is a potential to be a biocontrol agent.