“…Populasi Cugenang mempunyai nilai karakteristik morfofisiologi benih dan bibit yang lebih rendah, terutama pada parameter fisiologi, yaitu daya dan kecepatan berkecambah benih. Keragaman morfo-fisiologi benih dari populasi berbeda telah diteliti juga pada beberapa jenis, seperti Picea aspera (Luo, Zhang, & Gu, 2009), Trigonobalanus doichangensis (Zheng et al, 2009), Pinus roxburghii (Ghildiyal et al, 2009), Pinus wallichiana (Rawat & Bakshi, 2011), Senna siamea (Takuathung et al, 2012), Calophyllum inophylum (Hathurusingha, Ashwath, & Midmore, 2011), Cedrus deodara (Mughal & Thapliyal, 2012), Faidherdia albida (Fredrick, Muthuri, Ngamau, & Sinclair, 2015), dan Anthocephalus cadamba (Sudrajat, 2016). Keragaman fisiologi benih (khususnya perkecambahan) antar populasi juga diamati pada 7 populasi suren di China (Yousheng & Sziklai, 1985) dan juga pada jenis lainnya seperti Pinus wallichiana (Rawat & Bakshi, 2011), Faidherdia albida (Fredrick et al, 2015) and Pinus densata (Xu et al, 2016).…”