The increasing bullying trends become a fear and worry of the parents who are members of PKK cadres in Kedungrejo Village, Pakis District, Malang Regency. Therefore, parents should take a proper role in order to prevent the behavior, particularly those involving their children, either as victims, perpetrators, or witnesses. In order to realize that, the government of Kedungrejo Village cooperated with Universitas Wisnuwardhana Malang Team to conduct Anti-Bullying Education activity for the cadres of PKK. This educational activity aimed to improve the parents’ insight regarding Bullying Behavior. Based on the educational activity that has been done, there was an increase in the cadres’ insight regarding bullying behavior, in which before the education was carried out, 2 participants understand the behavior, 2 others a little bit understand the behavior, while 17 others did not understand the behavior. Meanwhile, after the educational activity was carried out, all 21 participants strongly understand the bullying behavior, in which they can describe how the bullying behavior is, and how to prevent and overcome the behavior. Hence, it can be summed up that this educational activity can successfully increase the PKK cadres’ insight.ABSTRAKKecenderungan kasus perundungan yang semakin meningkat menjadi ketakutan dan kekhawatiran para orang tua yang tergabung dalam Kader PKK Desa Kedungrejo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Karena itu orang tua harus mengambil peran yang tepat untuk mencegah perilaku perundungan, terutama yang melibatkan anaknya, baik sebagai korban, tersangka, maupun saksi. Agar orang tua dapat mengambil peran yang tepat, pemerintah Desa Kedungrejo bekerjasama dengan Tim Universitas Wisnuwardhana Malang untuk memberikan edukasi pada para kader PKK mengenai perilaku perundungan dengan tujuan untuk meningkatkan wawasan orangtua mengenai Perilaku Perundungan. Berdasarkan kegiatan edukasi yang dilakukan, terjadi peningkatan pengetahuan dan pemahaman pada orang tua, di mana sebelum edukasi di lakukan, 2 orang peserta memahami, 2 orang peserta sedikit memahami, dan 17 orang perserta tidak memahami perilaku perundungan. Namun setelah edukasi di lakukan, didapatkan data bahwa seluruh peserta yang berjumlah 21 orang sangat paham dengan perilaku perundungan, dimana mereka dapat mengambarkan apa yang dimaksud dengan perundungan, bagaimana cara mencegah dan menanganinya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kegiatan edukasi ini berhasil meningkatkan wawasan dan pemahaman para kader PKK.