ABSTRAKAnak dengan cerebral palsy memiliki ketergantungan yang tinggi dalam pemenuhan perawatan sehari-harinya untuk waktu yang lama. Kondisi ini berdampak pada beban keluarga sebagai caregiver utamanya. Penelitian ini untuk mengkaji masalah kesehatan jiwa pada caregiver dengan anak cerebral palsy yang tergabung di komunitas keluarga cerebral palsy (KCP) Mojokerto Jawa Timur. Rancangan penelitian adalah deskriptif dengan menggunakan metode survei. Sampel penelitian ini yaitu keluarga dengan anak cerebral palsy. Analisis data menggunakan deskripsi frekuaensi. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling sebanyak 37 responden. Instrumen penelitian menggunakan self reporting questionaire-20 (SRQ-20) dengan nilai cronbach alfa 0,84. SRQ-20 juga tersedia di aplikasi online kementerian kesehatan RI. Penelitian ini menunjukkan peran caregiver paling besar adalah ibu (94,6%). Sebesar 40,5% caregiver memiliki risiko masalah kesehatan jiwa yang memerlukan konseling oleh tenaga kesehatan profesiona (skor SRQ >=6). Caregiver mengalami beberapa keluhan baik fisik, psikis, maupun sosial. Keluhan fisik yang dirasakan antara lain sering menderita sakit kepala (40,5%), sulit tidur (45,9%), pencernaan terganggu (29,7), mudah lelah (37,8%), dan rasa tidak enak di perut (40,5%). Sedangkan keluhan psikis yang dialami caregiver rata-rata merasa tegang, cemas atau khawatir (37,8%), sulit untuk mengambil keputusan (35,1%), dan merasa sulit unntuk menikmati kegiatan sehari-hari (24,3%). Ada 2 caregiver yang memiliki ide bunuh diri. Caregiver dengan anak cerebral palsy merupakan kelompok risiko orang dengan masalah kejiwaan (ODMK) karena perannya dalam memenuhi perawatan hidup sehari-hari anak dalam waktu yang lama bahkan seumur hidup.
ABSTRACTChildren with cerebral palsy (CP) have a high dependency on the activities of daily life (ADL) for a whole life. This can affect mental health and well-being of caregivers of CP. This study aimed to assess the mental health problems in caregiver of a child with CP who joined in self-help group (SHG) at Mojokerto East Java Province, focusing on depression symptoms. Using total sampling approach, the family member who has a role as caregivers of a child with CP were chosen and enrolled in a descriptive study, counted 37 respondents. The self-reporting with Cronbach alpha value 0.84 was used to measure their mental health status. SRQ-20 is also available in the Indonesia Ministry of Health's online applica-