2020
DOI: 10.1088/1755-1315/404/1/012067
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Quality of Eucheuma cottonii seaweed cultivated in Lampung waters

Abstract: This study was aimed to observe the quality of Eucheuma cottonii dried seaweed produced from seaweed farmers in Lampung, especially in its main production centers namely sub-district Ketapang, south Lampung. Seaweed was taken from three locations namely Ruguk, Legundi and Tri Dharma Yoga Village. The parameters observed were included seaweed moisture content, clean anhydrous weed (CAW), ash content, yield, and the quality of carrageenan produced. The results showed that seaweed moisture content ranged from 21.… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1

Citation Types

0
1
0
1

Year Published

2024
2024
2024
2024

Publication Types

Select...
3

Relationship

0
3

Authors

Journals

citations
Cited by 3 publications
(2 citation statements)
references
References 2 publications
0
1
0
1
Order By: Relevance
“…Indonesia memiliki lebih dari lima ratus jenis rumput laut [1], diantaranya yang bernilai ekonomis adalah alga merah (Rhodophyceae) sebagai penghasil agar dan karagenan,sedangkan algacoklat (Phaeophyceae) sebagai penghasil alginate [2]. Umumnya jenis rumput laut merah yakni Eucheuma cottonii yang dibudidayakan di provinsi Maluku [3] dan merupakan komoditas eksport yang potensial dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir [4].Produksi rumput laut kering di Maluku tahun 2022 meningkat sebesar 24,5% dari tahun sebelumnya [5], dimana permintaan rumput laut terus meningkat sebesar 5-10% untuk memenuhi industri dalam negeri dan eksport [6]. Tingginya kadar air rumput laut basah 93% [7], sedangkan kadar air rumput laut kering yang distandarkan oleh SNI maksimum 30% untuk Eucheuma cottonii [8].Pengeringan rumput laut merupakan proses pascapanen hasil produksi yang paling kritis sebelum dapat digunakan dalam industry pengolahan [9], Dimana pengeringan melibatkan introduksi perpindahan panas dan massa secara simultan guna menghilangkan molekul air dari produk selama proses pengeringan [10],namun menghilangkan molekul air selama proses pengeringan membutuhkan sejumlah besar energi panas laten yang tinggi [11].…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Indonesia memiliki lebih dari lima ratus jenis rumput laut [1], diantaranya yang bernilai ekonomis adalah alga merah (Rhodophyceae) sebagai penghasil agar dan karagenan,sedangkan algacoklat (Phaeophyceae) sebagai penghasil alginate [2]. Umumnya jenis rumput laut merah yakni Eucheuma cottonii yang dibudidayakan di provinsi Maluku [3] dan merupakan komoditas eksport yang potensial dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir [4].Produksi rumput laut kering di Maluku tahun 2022 meningkat sebesar 24,5% dari tahun sebelumnya [5], dimana permintaan rumput laut terus meningkat sebesar 5-10% untuk memenuhi industri dalam negeri dan eksport [6]. Tingginya kadar air rumput laut basah 93% [7], sedangkan kadar air rumput laut kering yang distandarkan oleh SNI maksimum 30% untuk Eucheuma cottonii [8].Pengeringan rumput laut merupakan proses pascapanen hasil produksi yang paling kritis sebelum dapat digunakan dalam industry pengolahan [9], Dimana pengeringan melibatkan introduksi perpindahan panas dan massa secara simultan guna menghilangkan molekul air dari produk selama proses pengeringan [10],namun menghilangkan molekul air selama proses pengeringan membutuhkan sejumlah besar energi panas laten yang tinggi [11].…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…There are two types of seaweed cultivated in Bantaeng Regency, namely Eucheuma cottonii and Eucheuma spinosum [5]. Both types of seaweed are types of seaweed that are cultivated in the sea to produce carrageenan [6]. Carrageenan is widely used as a thickener, stabilizer, emulsifier, adhesive, and suspending agent in non-food products such as cosmetics, textiles, paints, and medicines.…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%