Sumatera adalah salah satu wilayah di Indonesia yang rawan terhadap gempabumi. Kondisi ini dikarenakan geografisnya yang dilalui oleh sesar aktif, zona subduksi, dan gunung berapi. Pada penelitian ini, persebaran gempabumi di Sumatera dimodelkan dengan mempertimbangkan efek spatial trend yang disebabkan oleh keberadaan zona subduksi, sesar aktif, dan gunung berapi dan efek cluster yang disebabkan aktivitas mainshock dan aftershocks menggunakan inhomogeneous Cauchy cluster process. Pada pemodelan spatial trend, terdapat indikasi bahwa terjadi multikolinearitas ditandai dengan korelasi yang tinggi antar faktor geografis, sehingga penelitian ini mempertimbangkan regularisasi ridge untuk mengatasi hal tersebut. Hasil eksplorasi data menunjukkan bahwa gempabumi di Sumatera tidak homogen dan membentuk cluster yang disebabkan karena faktor geologis seperti keberadaan gunung berapi, zona subduksi, dan sesar aktif. Pemodelan intensitas gempabumi dengan regularisasi ridge menghasilkan nilai AIC sebesar -2280648 yang mana lebih kecil daripada model tanpa regularisasi. Model Cauchy cluster dengan mempertimbangkan regularisasi ridge menghasilkan estimasi jumlah gempabumi utama sebanyak 63 dengan standar deviasi gempabumi susulan disekitar gempabumi utama sebesar 17,685 km. Semakin dekat suatu lokasi ke sesar aktif, risiko terjadinya gempabumi di lokasi tersebut meningkat 1,6972 kali. Semakin dekat suatu lokasi ke zona subduksi, risiko terjadinya gempabumi di lokasi tersebut meningkat sebesar 1,25899 kali, dan semakin dekat suatu lokasi ke gunung berapi risiko terjadinya gempabumi di lokasi tersebut meningkat sebesar 1,55910 kali. Kata Kunci⎯ spatial trend, faktor geologis, multikolinearitas, intensitas, risiko.ABSTRACT ⎯ Sumatra is one of the prone areas in Indonesia to earthquakes. This condition is due to its geography which is traversed by active faults, subduction zones, and volcanoes. In this study, the distribution of earthquakes occurrences in Sumatra is modeled by considering the effects of spatial trends due to subduction zones, active faults, and volcanoes and also considering the cluster effects caused by mainshock and aftershock activities using the inhomogeneous Cauchy cluster process. In spatial trend modeling, there are indications that there is multicollinearity issue characterized by a high correlation among geographical factors, so this study considers ridge regularization to overcome this problem. The results of data exploration show that the earthquakes in Sumatra are not homogeneous and form clusters due to geological factors such as the presence of volcanoes, subduction zones, and active faults. Earthquake intensity modeling with ridge regularization produces an AIC value of -2280648 which is smaller than the model without regularization. The Cauchy cluster model by considering ridge regularization resulted in an estimated number of 63 mainshocks with a standard deviation of aftershocks around the mainshocks of 17.685 km. The closer a location to a fault, the risk of an earthquake occurring at that locat...