Fenomena supermoon merupakan fenomena bulan purnama yang terjadi pada saat posisi bulan sedang mencapai jarak terdekat dengan bumi (lunar perigee). Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis peristiwa pasang surut pada saat terjadinya fenomena supermoon dengan menganalisis komponen pasang surut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode least square dengan menggunakan t_tide toolbox. Data yang digunakan adalah data pasang surut pada saat supemoon di Perairan Semarang pada bulan Juni 2019 dan Juni 2022 milik Badan Informasi Geospasial (BIG). Hasil pengolahan data dilakukan verifikasi dengan menggunakan Root Mean Square Error (RMSE). Hasil dari pengolahan data didapatkan bahwa, nilai Highest High Water Level (HHWL) pada bulan Juni 2019 yaitu 150 cm, sedangkan pada bulan Juni 2022 memiliki nilai HHWL yaitu 182 cm. Nilai RMSE pasang surut yang di dapatkan pada bulan Juni 2019 yaitu 8,28% dan pada bulan Juni 2022 yaitu 9,06%. Komponen pasang surut yang signifikan pada saat terjadinya supermoon menurut nilai amplitudonya yaitu O1, S2, J1, OO1, ETA2 dan SK3. Sedangkan komponen signifikan pada saat fenomena supermoon berdasarkan nilai fasa yaitu O1, MS4 dan ETA2. Berdasarkan nilai frekuensi energi spektral, komponen yang dominan pada saat terjadinya fenomena supermoon yaitu S2, K1, ETA2 dan SK3.