Ketidakmampuan pebisnis dalam bersaing telah mengorbankan etikanya dengan melibatkan perdukunan dan dunia magis untuk pendapatan dan uang. Dengan menghadirkan mantra perdukunan dapat mewujudkan perkembangan usaha. Keterampilan bisnis dan pengalaman sepertinya bisa diatasi simultan dengan dunia magis. Tujuan riset ini mengungkap makna magis dalam pemasaran. Data sekunder diperoleh dari data kualitatif 15 artikel terpilih setelah disaring dari 147 data yang dieksplorasi menggunakan Google Scholars melalui layanan aplikasi Harzing’s Publish or Perish (POP) yang terbit 5 tahun terakhir. Pencarian menggunakan kata “magic marketingâ€, “business spellsâ€, “mantra marketingâ€. Kemudian, proses review jurnal terpilih dianalisis secara teratur dan jeli untuk reduksi data yang tereliminasi topik penelitian. Ditemukan bahwa kata gaib, sihir dan sulap sering digunakan dalam pelbagai bisnis dunia. Pemanfaatan dunia magis dalam bisnis meluas dan empiris. Bahkan dengan peranannya dapat mendorong anggapan lahirnya ‘dunia baru’ bukan hanya dalam pemasaran, melainkan juga dalam mengatasi problem kesehatan, kesejahteraan, politik, uang, cinta dan perkawinan. Peranan pesulap dan perdukunan di perkotaan memberikan warna baru dalam banyak hal dan akan terus meluas. Jadi, makna magis dalam praktik musik, pencahayaan, kesehatan, layanan perdukunan, politik, tren gamifikasi, penjualan online, branding merek, viralitas, dunia baru, dan seterusnya adalah upaya pemekaran pasar dan perebutan pangsa pasar baru.