Abstrak
Latar belakang: Kepatuhan terapeutik di Indonesia masih di bawah 80 persen dan dapat mengakibatkan peningkatan insidensi infeksi usus protozoanal, perkembangan AIDS yang lebih cepat, resistensi obat, kegagalan pengobatan, dan penularan virus ke orang lain.
Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan kepatuhan terhadap terapi antiretroviral pada LSL yang mencari pengobatan di klinik swasta dan menyelidiki faktor pendukung dan hambatan untuk retensi ART.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan data yang dikumpulkan melalui wawancara mendalam. Subjek penelitian dipilih dengan menggunakan purposive sampling. Data dianalisis menggunakan analisis isi.
Hasil: Informan berjumlah 7 orang, 4 ODHA, dan 3 petugas kesehatan. Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar ODHA patuh dalam menggunakan terapi ARV dan mengikuti saran dokter. Faktor-faktor yang mendukung kepatuhan terhadap terapi ARV meliputi tingkat pendidikan, akses informasi, motivasi internal, hubungan pasien dengan dokter, dan dukungan sosial. Hoax, faktor yang terkait dengan pekerjaan, dan stigma adalah hambatan bagi orang yang hidup dengan HIV dalam mempertahankan kepatuhan terhadap terapi ARV.
Kesimpulan: Kepatuhan optimal terhadap terapi ARV perlu dipertahankan dan ditingkatkan karena dinamis dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Intervensi berbasis teknologi direkomendasikan dalam memantau kepatuhan ODHA dalam terapi ARV.
Kata Kunci: kepatuhan, terapi antiretroviral, hambatan, LSL, ODHA.
Abstract
Background: Therapeutic compliance in Indonesia was still below 80 percent and may resulted in increased incidence of protozoanal intestinal infection, faster AIDS progression, drug resistance, treatment failure, and transmission of the virus to others.
Objective: The purpose of this study was to describe adherence to antiretroviral therapy among MSM who seek treatment at private clinics and investigate facilitators and barriers to ART retention.
Method: This study used qualitative research methods and data collected through in-depth interview. The study subjects were selected using a purposive sampling. Data were analyzed using content analysis.
Results: The informants were 7 people include 4 PLWHA and 3 health workers. The results showed that most ODHA were compliant in taking ARV therapy and following doctor's advice. Factors supported adherence to ARV therapy include levels of education, access to information, internal motivation, patient relationships with doctors, and social support. Hoaxes, work related factors, and stigma are barriers to people living with HIV in sustaining ARV therapy adherence.
Conclusion: Optimal adherence to ARV therapy needs to be maintained and improved because it is dynamic and influenced by various factors. Technological interventions are recommended in monitoring PLWHA compliance in ARV therapy
Keywords: adherence, antiretroviral therapy, barriers, MSM, PLWHA.