2018
DOI: 10.15549/jeecar.v5i2.219
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Rational choice theory and demand for petty corruption

Abstract: This article studies corruption as a rational choice phenomenon. Unlike the widespread game-theory approach to explaining corrupt behaviour, this article attempts to describe corruption as continuous utility-maximizing problem. It comes up with a demand for corruption function, which shows how the readiness of a rational person to accept corrupt income depends on several factors such as official wage rate, severity of punishment, awareness of those penalties, probability of being detected and probability of be… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3
1
1

Citation Types

0
2
0
4

Year Published

2020
2020
2023
2023

Publication Types

Select...
6

Relationship

0
6

Authors

Journals

citations
Cited by 7 publications
(6 citation statements)
references
References 11 publications
0
2
0
4
Order By: Relevance
“…Teori prinsipal-agen, menjelaskan bahwa di mana satu pihak memberikan suap dan pihak lain menerimanya, dapat diterapkan pada hampir semua tindak pidana korupsi. Pemilihan kedua teori ini didasari oleh, bahwa kajian korupsi sebelumnya cenderung melihat korupsi dari satu sudut pandang teoritik, seperti Juraev (2018), (Schofield, 1996), (Mehlkop, 2010) dari perspektif pilihan rasional. Atau, Groenendijk (1997), (Mc-Lendon, 2003) dari perspektif prinsipal-agen.…”
Section: A Pendahuluanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Teori prinsipal-agen, menjelaskan bahwa di mana satu pihak memberikan suap dan pihak lain menerimanya, dapat diterapkan pada hampir semua tindak pidana korupsi. Pemilihan kedua teori ini didasari oleh, bahwa kajian korupsi sebelumnya cenderung melihat korupsi dari satu sudut pandang teoritik, seperti Juraev (2018), (Schofield, 1996), (Mehlkop, 2010) dari perspektif pilihan rasional. Atau, Groenendijk (1997), (Mc-Lendon, 2003) dari perspektif prinsipal-agen.…”
Section: A Pendahuluanunclassified
“…Orang yang menghindari risiko akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk menyembunyikan kejahatan daripada yang diperlukan dan pencinta risiko akan menghabiskan lebih sedikit waktu daripada yang diperlukan untuk menghindari biaya yang diharapkan. Asumsi menunjukkan bahwa hanya fokus pada dimensi ekonomi, mengabaikan faktor sosial budaya dan psikologis perilaku korup (Juraev, 2018) Praktik korupsi dalam teori pilihan rasional individu seolah-olah dibenarkan oleh asumsi umum, tidak jauh dari gagasan homo oeconomicus, di mana setiap individu akan mengejar kepentingan pribadinya jika diizinkan. Korupsi kemudian merupakan kesempatan untuk memperoleh keuntungan tertentu; nilai manfaat ini meningkat dalam kaitannya dengan faktor-faktor tertentu: jumlah manfaat ini, kurangnya akses ke sumber daya, tingkat kepercayaan dan kerjasama sosial yang rendah (Anderson, 2003).…”
Section: Korupsi Sebagai Pilihan Rasionalunclassified
“…Corruption, generally defined as abuse of authority by civil servants for private gain and interests [3]. According to previous research [4], [5], there are two categories of corruption: grand corruption and petty corruption. Grand corruption is frequently connected with high-ranking public officials who may be harmful to a long-term functioning economy.…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%
“…Esta complejidad va mas allá de la estructuración de actividad delictiva, a menudo organizada, ya que parte del concepto mismo de corrupción, que se percibe en toda la literatura académica específica que define su concepto desde una perspectiva económica, como un fenómeno de decadencia moral y falta de ética (Huntington 1968), asociado con en el gobierno y la burocracia (Rose-Ackerman y Palifka, 1999), o mismo relacionado con un contexto de insuficiente crecimiento económico o modernización (Nye 1967). Modernamente, la corrupción también se define dentro del marco civilizacional y culturalista (Inglehart y Welzel 2005;Putnan 2006) y desde una perspectiva de elección racional individual dentro de un sentido colectivo (Juraev 2018;Ferejohn y Pasquino 2001), siendo posible encontrar dentro de un contexto social, la clasificación de la corrupción en tipos y subtipos apuntando a una comprensión más operativa, como la clasificación de la corrupción en función de su magnitud económica con conceptos como gran corrupción, corrupción estructural, corrupción sistémica o endémica, corrupción menor (Andvig et al 2001) y el rentismo (Khan y Jomo 2000). Aunque la corrupción esté bajo a este panorama desafiante, el fenómeno ha atraído crecientemente la atención de la academia ante a su complejidad en términos social, político y económico, cuyos impactos son sentidos por todas las naciones del mundo, independiente del régimen de gobierno -sea autoritario o democrático-y del sistema económicosea capitalista o socialista-, en un grado mayor o menor a depender de la fuerza y fiabilidad de las instituciones (Robles 2015, 12).…”
Section: Introductionunclassified