“…Dari 212 letusan konflik yang terjadi sepanjang tahun 2022, 99 kasus disebabkan oleh investasi dan praktik bisnis di sektor perkebunan (khususnya komoditi global kelapa sawit/palm oil) dengan luasan wilayah konflik mencapai 377.197 hektar dan mengakibatkan korban terdampak sebanyak 141.001 KK. Hal ini mengakibatkan para korban tidak hanya kehilangan tanah atau wilayahnya secara pribadi atau komunal, tetapi juga kehilangan akses ekonomi, penghidupan serta menanggung kerusakan lingkungan (Suntoro et al, 2022). Dalam skala yang lebih luas, eskalasi beberapa konflik bahkan berujung pada kekerasan seperti persekusi, intimidasi, kriminalisasi, dan pembunuhan (Komnas HAM, 2020).…”