Relation of groundwater level and rainfalls in the peat swamp forest, burned peatland and mixed plantation areas of Kampar Peninsula, Riau Province

Abstract

Peatland forest in the Kampar peninsula have converted into various land uses, mainly converted to palm oil plantation. The massive conversion has decreased biodiversity, changed the hydrological cycle, and increased the peatland fire that dramatically decreased the quality of the peatland ecosystem. It is essential to understand the peatland characteristics and its hydrological cycle to develop sustainable peatland management. This study aimed to determine the characteristics of peat soil and the response of groundwater level to rainfall on burned peatland, mixed plantation and primary peat swamp forests in Siak district. The study was conducted from July to December 2018 by using a hydrometeorological station equipped with rainfall and groundwater level sensors. Disturbed and undisturbed soil samples were analyzed to identify the soil characteristics. The response of groundwater level to rainfall was analyzed using simple regression. The results showed that the burned peatland and mixed plantation have increased bulk density, decreased soil porosity, and caused a decrease of water infiltration. Simple regression analysis between the rainfall and the increase of GWL on the primary peat swamp forest resulted in 0.941(P)0.5106 and an R² value 0.6189, meanwhile on the burned peatland resulted in 1.2127(P)0.7818 and an R² value 0.8616, and on the mixed resulted 0.7455 in (P)0.7831 and an R2 = 0.7557.

Neraca Air Ekosistem Hutan Alam Gambut di Kawasan Taman Nasional (TN) Zamrud, Semenanjung Kampar Riau

“…Kemampuan menyerap dan menyimpan air ditunjukkan dengan kadar air yang tinggi pada berbagai lapisan tanah gambut. Pada kedalaman 20 cm memiliki kadar air rata-rata sekitar 627,85-766,92% dan pada kedalaman 40 cm berkisar 823,15-845,86% (Maryani et al, 2020).…”

“…Kerapatan jumlah setiap tingkat pertumbuhan dari semai hingga pohon yang mengecil menunjukkan keragaman tingkat pertumbuhan yang tinggi dan ruang pertumbuhan yang ideal, kerapatan pohon yang rendah memberikan ruang bagi pancang, tiang dan semai untuk tumbuh. Sementara itu, dominasi jenis yang ditemukan pada semua tingkatan pertumbuhan dalam PUP adalah Shorea uliginosa dan Ganua motleyana (Maryani et al, 2020).…”

“…Data yang diunduh selanjutnya ditabulasi menjadi data bulanan untuk penghitungan neraca air. Informasi mengenai jenis penutupan lahan dominan dan kedalaman perakaran diperoleh dari hasil pengamatan di lapangan, sementara data sekunder berupa tekstur tanah diperoleh dari hasil penelitian sebelumnya (Maryani et al, 2020).…”

“…Hasil perbandingan antara penghitungan neraca air menggunakan metode TMWB dengan penghitungan menggunakan sensor hidrometeorologi lapangan pada tower flux menunjukkan perbedaan hasil yang tidak signifikan pada hasil penghitungan nilai evapotranspirasi dan potensial runoff (Suryatmojo et al, 2013). Penutupan lahan di TN Zamrud berupa hutan alam gambut dengan tekstur tanah lempung berdebu (Maryani et al, 2020) Tabel 2 dan Gambar 4 menunjukkan bahwa nilai evapotranspirasi (Actual evapotranspiration) pada ekosistem hutan alam gambut di TN Zamrud sangat tinggi, hingga mencapai 2.401 mm atau 72,5% dari hujan tahunan. Defisit bulanan teridentifikasi terjadi pada bulan Juni-Oktober, namun besaran nilai defisit masih tergolong rendah akibat masih tersedianya simpanan air pada ekosistem hutan alam gambut dalam nilai surplus yang mencapai 912 mm atau 27,5% dari hujan tahunannya.…”

“…Jika dalam satu bulan tidak terjadi hujan minimal 158 mm, maka berpotensi muncul kondisi defisit. Hal ini menunjukkan bahwa kapasitas tampungan (water storage) ekosistem hutan alam gambut yang tinggi, dan mendekati prediksi yang ditetapkan dalam penghitungan TMWB berdasarkan karakteristik gambut dan sistem perakaran hutannya (Maryani et al, 2020).…”