Latar belakang: Indonesia merupakan negara penyumbang kasus malaria tertinggi kedua setelah India untuk wilayah WHO South-East Asia pada tahun 2020-2021. Penyebab tingginya kasus malaria pada masyarakat, salah satunya disebabkan oleh faktor perilaku yaitu kebiasaan menggunakan kelambu berinsektisida, kebiasaan menggunakan obat anti nyamuk, dan kebiasaan beraktivitas di luar rumah pada malam hari.
Tujuan: untuk menganalisis faktor risiko perilaku diantaranya kebiasaan menggunakan kelambu berinsektisida, kebiasaan menggunakan obat anti nyamuk, dan kebiasaan beraktivitas di luar rumah pada malam hari dengan kasus malaria pada masyarakat di Indonesia.
Metode: penelitian ini menggunakan metode meta-analisis pada aplikasi JASP versi 0.9.2. Sumber data yang digunakan adalah 33 literatur yang berasal dari Google Scholar, Pubmed, dan Science Direct.
Hasil: hasil meta-analisis menunjukkan bahwa masyarakat yang tidak memiliki kebiasaan menggunakan kelambu berinsektisida berisiko 2,248 kali lebih besar untuk terkena malaria dibandingkan dengan masyarakat yang memiliki kebiasaan menggunakan kelambu berinsektisida. Selanjutnya, masyarakat yang memiliki kebiasaan beraktivitas di luar rumah pada malam hari berisiko 2,014 kali lebih besar untuk terkena malaria dibandingkan dengan masyarakat yang tidak memiliki kebiasaan beraktivitas di luar rumah pada malam hari. Sedangkan kebiasaan menggunakan obat anti nyamuk bukan merupakan faktor risiko.
Kesimpulan: Faktor risiko perilaku tertinggi malaria pada masyarakat di Indonesia disebabkan oleh kebiasaan menggunakan kelambu berinsektisida.