2021
DOI: 10.24912/jmstkik.v5i1.7991
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Relationship Between Treatment Adherence and Progression of Diabetic Nephropathy

Abstract: In 2006, the Indonesian Renal Registry (Pernefri) shows about 12,5% of people in Indonesia suffer from chronic kidney disease. The most common cause of chronic kidney disease in 2018 in Indonesia is 39% by renal hypertension and 22% by Diabetic Nephropathy. This cross-sectional study was conducted at "RT" Hospital in Jakarta from 2018 to 2019. The Independent variable in this research was comorbid hypertension and obedience treatment, whereas dependent variables were risk category for kidney deterioration prog… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0

Year Published

2023
2023
2023
2023

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(1 citation statement)
references
References 16 publications
0
0
0
Order By: Relevance
“…Tekanan darah tinggi mengganggu sistem endotelial yang berdampak terhadap peningkatan risiko penyakit arteri koroner dan penyakit arteri perifer sehingga menjadi faktor risiko signifikan untuk perkembangan penyakit aterosklerosis. Namun, penyakit jantung hipertensi pada akhirnya mencakup semua akibat langsung dan tidak langsung dari tekanan darah tinggi kronis yang meliputi gagal jantung sistolik atau diastolik, aritmia konduksi terutama fibrilasi atrium dan peningkatan risiko penyakit arteri koroner (Chua, Firmansyah, Satyanegara, Santoso, & Su, 2021;Tackling & Borhade, 2022).…”
Section: Metode Penelitianunclassified
“…Tekanan darah tinggi mengganggu sistem endotelial yang berdampak terhadap peningkatan risiko penyakit arteri koroner dan penyakit arteri perifer sehingga menjadi faktor risiko signifikan untuk perkembangan penyakit aterosklerosis. Namun, penyakit jantung hipertensi pada akhirnya mencakup semua akibat langsung dan tidak langsung dari tekanan darah tinggi kronis yang meliputi gagal jantung sistolik atau diastolik, aritmia konduksi terutama fibrilasi atrium dan peningkatan risiko penyakit arteri koroner (Chua, Firmansyah, Satyanegara, Santoso, & Su, 2021;Tackling & Borhade, 2022).…”
Section: Metode Penelitianunclassified