Relevansi Pemikiran Pendidikan Ki Hajar Dewantara pada Abad ke 21

Abstract

Perkembangan pendidikan di Indonesia merupakan salah satu peran Ki Hajar Dewantara. Berbagai pemikiran yang beliau sumbangkan membawa kemajuan bagi pendidikan di Indonesia. Seiring dengan pemikiran manusia yang bermacam-macam dan dipandang cocok dengan pendidikan di suatu tempat dan waktu tertentu, hal ini membuat pemikiran Ki Hajar tentang pendidikan mulai terlupakan. Dengan adanya tulisan ini penulis bertujuan untuk menguraikan berbagai pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam pendidikan di abad ke-21. Metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan jenis kajian pustaka (library research). Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah dengan mengumpulkan dan menelusuri berbagai buku, jurnal, dan lainnya yang terkait dengan konsep pembahasan. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif yaitu metode penelitian yang berusaha mengungkap fakta kejadian yang ditulis dalam pernyataan-pernyataan yang berasal dari sumber data yang diteliti. Hasil penelitian ini adalah berbagai pemikiran pendidikan Ki Hajar Dewantara yang masih relevan hingga saat ini yaitu pendidikan dengan sistem among dan Tri Pusat Pendidikan yang memberikan suatu kebebasan berpikir kepada peserta didik untuk mengembangkan kreatifitas yang ada dalam dirinya sesuai dengan penerapan kurikulum 2013. Pemikiran Ki Hajar Dewantara yang berbasis pendidikan karakter seperti nilai keagamaan, kedisiplinan, kejujuran dan tanggung jawab dapat dijadikan sebagai dasar dalam pembentukan moral pendidikan abad ke 21

Implementation of Character Education: Perspective of Love for All Hatred For None in Spiritual, Social and Humanitarian Characters Formation in SMU Plus Al-Wahid

“…These core character values are the character values of the National Education System, plus the values born from the school's response to the demands of the times. In terms of character education [41], Ki Hajar Dewantara's version, as stated in the Panca Dharma, is mentioned as nature's nature [42]; that is, humans cannot be separated from the development of the times in which it contains progress [43]. The core character values and their sources are as follows: (1).…”

Pendekatan Transdisiplinaritas IPTEK, Agama, dan Paradigma Baru dalam Pedagogik

“…Menurut (Yanuarti, 2017) menyatakan bahwa pendidikan di era modern ini memiliki tujuan yang tidak hanya mampu untuk mengembangkan peserta didik untuk melek akan teknologi serta kreatif dan terampil dalam menjalani pendidikan, tetapi bagaimana pendidikan mampu untuk membangun nilai-nilai karakter peserta didik agar mampu memiliki nilai yang baik di setiap diri seorang peserta didik. Hal tersebut juga di dukung oleh pendapat (Nurhalita & Hudaidah, 2021) yang menyatakan bahwa dengan mengedepankan nilai-nilai karakter serta pendidikan karakter di dalam proses berjalan nya pendidikan yang di dapatkan oleh peserta didik, diharapkan akan mampu mengembangkan tidak hanya dari segi intelektual serta keterampilan nya saja di dalam kehidupan, tetapi bagaimana para peserta didik ketika mereka telah terjun ke masyarakat, mereka mampu memiliki nilai-nilai karakter seperti spiritual, emosional, serta kecerdasan sosial yang baik sehingga mereka mampu memberikan manfaat kepada masyarakat.…”

Analisis dampak MBKM terhadap kinerja UIKA Bogor: Pendekatan demografi

“…Ki Hajar Dewantara sebagai bapak Pendidikan Indonesia juga telah memberikan landasan pendidikan yang berpusat pada sistem among dan tripusat pendidikan yang memberikan suatu kebebasan berpikir kepada peserta didik untuk mengembangkan kreativitas dengan basis pendidikan karakter, seperti nilai keagamaan, kedisiplinan, kejujuran, dan tanggung jawab (Nurhalita & Hudaidah, 2021). Belajar merupakan proses atau usaha yang dilakukan untuk memperoleh pengetahuan, nilai-nilai yang dapat dikembangkan untuk kecakapan hidup baik soft skill maupun hard skill.…”