Religiusitas Intrinsik, Religiusitas Ekstrinsik, Dan Niat Untuk Menghindari Pajak

Abstract

Populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi di seluruh Indonesia. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan purposive samping, dengan kriteria wajib pajak orang pribadi yang memiliki NPWP. Teknik pengumpulan data dalam penelitian menggunakan metode survei, dengan menyebar kuesioner kepada responden dengan bantuan google form. Responden dalam penelitian ini sebesar 128 responden yang berasal dari 25 propinsi. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda. penelitian ini memperoleh hasil bahwa religiusitas intrinsik dan religiusitas ekstrinsik berpengaruh terhadap niat untuk menghindari pajak.

Etika Uang, Religiustas, Dan Penggelapan Pajak

“…Seperti (Nurachmi & Hidayatulloh, 2021); (Abdurahman & Hidayatulloh, 2020); (Nugroho et al, 2020); (Mutingatun & Hidayatulloh, 2020); (Ganinda et al, 2020); (Hafizhah, 2016) yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang memengaruhi penggelapan pajak adalah etika uang. Selain itu, (Hidayatulloh & Syamsu, 2020); (Sofha & Utomo, 2018) juga mengungkapkan bahwa faktor lain yang memengaruhi penggelapan pajak adalah religiusitas. Dari hasil penelitian sebelumnya, maka penelitian ini mencoba ingin menguji pengaruh etika dan religiusitas terhadap penggelapan pajak.…”

“…Dalam pandangan agama, perilaku untuk menggelapan pajak adalah salah satu perilaku yang tidak beretika. Sehingga, wajib pajak yang memiliki sikap religiusitas cenderung untuk menghindari perilaku tersebut karena perilaku penggelapan pajak dianggap perilaku tidak etis (Hafizhah, 2016); (Syamsu & Hidayatulloh, 2021); (Hidayatulloh & Syamsu, 2020); (Singhapakdi et al, 2013). Dari uraian sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh etika uang, religiusitas intrinsik, religiusitas ekstrinsik terhadap penggelapan pajak.…”

“…Individu yang memiliki religiusitas tinggi memiliki kecenderungan untuk berpenampilan sederhan dan taat pada agamanya serta aturan yang berlaku di Indonesia. Hal ini didukung oleh hasil beberapa hasil penelitian sebelumnya seperti (Hafizhah, 2016); (Syamsu & Hidayatulloh, 2021); (Hidayatulloh & Syamsu, 2020); (Singhapakdi et al, 2013) yang menyatakan bahwa religiuistas berpengaruh terhadap penggelapan pajak. Dengan demikian, hipotesis kedua (H2) penelitian ini adalah sebagai berikut.…”

“…Sehingga, individu tersebut akan lebih termotivasi jika ada sesuatu yang menguntungkan dalam hal duniawi (Allport & Ross, 1967). Sehingga, semakin rendah tingkat religiusitas yang dimiliki wajib pajak, maka semakin besar kemungkinan untuk melakukan penggelapan pajak (Hidayatulloh & Syamsu, 2020); (Singhapakdi et al, 2013). Oleh karena itu, hipotesis ketiga (H3) penelitian ini adalah sebagai berikut: H3: Religiusitas ekstrinsik berpengaruh terhadap penggelapan pajak Dari uraian pengembangan hipotesis, maka rerangka penelitian ini adalah sebagai berikut:…”

“…Wajib pajak yang memiliki orientasi religiusitas intrinsik menganggap bahwa penggelapan pajak merupakan perilaku tidak etis walaupun dengan alasan apapun. Wajib pajak yang memiliki keyakinan agama yang kuat diharapkan mampu menghindari perilaku illegal melalui perasaan bersalah ketika melakukan perbuatan tersebut (Hafizhah, 2016); (Syamsu & Hidayatulloh, 2021); (Hidayatulloh & Syamsu, 2020); (Singhapakdi et al, 2013). Selain itu, wajib pajak berkepribadian religiusitas ekstrinsik juga akan lebih termotivasi jika ada sesuatu yang menguntungkan dirinya dalam hal duniawi (Allport & Ross, 1967).…”