Search citation statements
Paper Sections
Citation Types
Year Published
Publication Types
Relationship
Authors
Journals
Mistisisme dalam tataran masyarakat Jawa menjadi salah satu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam setiap perilaku yang terjadi di tengah masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan praktik mistisisme Jawa dalam novel Mantra Pejinak Ular karya Kuntowijoyo. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, pendekatan yang digunakan adalah sosiologi sastra. Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Mantra Pejinak Ular karya Kuntowijoyo yang diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas. Data dalam penelitian ini mencakup satuan cerita yang terwujud dalam dialog, monolog, paragraf, sekuen cerita, bagian kalimat, maupun narasi tokoh yang menggambarkan praktik mistisisme Jawa dalam novel Mantra Pejinak Ular karya Kuntowijoyo. Pengumpulan data dilakukan dengan langkah (a) membaca sumber data; (b) unitizing (mengambil data yang tepat dengan cara menandai teks; serta (c) mencatat dan menginventarisasi teks yang relevan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan flow model of analysis yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam novel Mantra Pejinak Ular karya Kuntowijoyo menunjukkan praktik mistisisme Jawa pada tingkatan sarengat/syariat dan tingkatan hakekat. Praktik mistisisme Jawa pada tingkatan sarengat/syariat dibuktikan dengan (1) percaya pada benda mitologi dan (2) percaya pada mitos-mitos. Pada tingkatan hakekat dibuktikan dengan ibadah yang dilakukan untuk menemui Tuhan dalam bentuk salat istikharah. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa praktik mistisisme Jawa yang dominan dilakukan oleh masyarakat Jawa dalam novel Mantra Pejinak Ular karya Kuntowijoyo adalah pada tingkatan sarengat/syariat dan hakekat. Mysticism at the level of Javanese society is one thing that cannot be separated in every behavior that occurs in society. This study aims to describe the practice of Javanese mysticism in the novel Mantra Pejinak Ular by Kuntowijoyo. This study uses a qualitative descriptive method, the approach used is the sociology of literature. The data source in this study is the novel Mantra Pejinak Snake by Kuntowijoyo published by Kompas Book Publishers. The data in this study include story units that are manifested in dialogues, monologues, paragraphs, story sequences, sentence sections, and character narratives that describe the practice of Javanese mysticism in the novel Mantra Pejinak Ular by Kuntowijoyo. Data collection is done by steps (a) reading the data source; (b) unitizing (taking the right data by marking the text; and (c) recording and inventorying relevant texts. Data analysis was carried out using the flow model of analysis proposed by Miles and Huberman. The results showed that in the novel Mantra Pejinak Ular Kuntowijoyo's work shows the practice of Javanese mysticism at the sarengat/syariat level and the essence level. The practice of Javanese mysticism at the sarengat/syariat level is proven by (1) believing in mythological objects and (2) believing in myths. Based on the results of the research, it can be concluded that the dominant practice of Javanese mysticism carried out by the Javanese people in the novel Mantra Pejinak Ular by Kuntowijoyo is at the level of sarengat/syariat and essence.
Mistisisme dalam tataran masyarakat Jawa menjadi salah satu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam setiap perilaku yang terjadi di tengah masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan praktik mistisisme Jawa dalam novel Mantra Pejinak Ular karya Kuntowijoyo. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, pendekatan yang digunakan adalah sosiologi sastra. Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Mantra Pejinak Ular karya Kuntowijoyo yang diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas. Data dalam penelitian ini mencakup satuan cerita yang terwujud dalam dialog, monolog, paragraf, sekuen cerita, bagian kalimat, maupun narasi tokoh yang menggambarkan praktik mistisisme Jawa dalam novel Mantra Pejinak Ular karya Kuntowijoyo. Pengumpulan data dilakukan dengan langkah (a) membaca sumber data; (b) unitizing (mengambil data yang tepat dengan cara menandai teks; serta (c) mencatat dan menginventarisasi teks yang relevan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan flow model of analysis yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam novel Mantra Pejinak Ular karya Kuntowijoyo menunjukkan praktik mistisisme Jawa pada tingkatan sarengat/syariat dan tingkatan hakekat. Praktik mistisisme Jawa pada tingkatan sarengat/syariat dibuktikan dengan (1) percaya pada benda mitologi dan (2) percaya pada mitos-mitos. Pada tingkatan hakekat dibuktikan dengan ibadah yang dilakukan untuk menemui Tuhan dalam bentuk salat istikharah. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa praktik mistisisme Jawa yang dominan dilakukan oleh masyarakat Jawa dalam novel Mantra Pejinak Ular karya Kuntowijoyo adalah pada tingkatan sarengat/syariat dan hakekat. Mysticism at the level of Javanese society is one thing that cannot be separated in every behavior that occurs in society. This study aims to describe the practice of Javanese mysticism in the novel Mantra Pejinak Ular by Kuntowijoyo. This study uses a qualitative descriptive method, the approach used is the sociology of literature. The data source in this study is the novel Mantra Pejinak Snake by Kuntowijoyo published by Kompas Book Publishers. The data in this study include story units that are manifested in dialogues, monologues, paragraphs, story sequences, sentence sections, and character narratives that describe the practice of Javanese mysticism in the novel Mantra Pejinak Ular by Kuntowijoyo. Data collection is done by steps (a) reading the data source; (b) unitizing (taking the right data by marking the text; and (c) recording and inventorying relevant texts. Data analysis was carried out using the flow model of analysis proposed by Miles and Huberman. The results showed that in the novel Mantra Pejinak Ular Kuntowijoyo's work shows the practice of Javanese mysticism at the sarengat/syariat level and the essence level. The practice of Javanese mysticism at the sarengat/syariat level is proven by (1) believing in mythological objects and (2) believing in myths. Based on the results of the research, it can be concluded that the dominant practice of Javanese mysticism carried out by the Javanese people in the novel Mantra Pejinak Ular by Kuntowijoyo is at the level of sarengat/syariat and essence.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.