Resiliensi Pendidikan Perempuan Dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam

Abstract

The equality of the rights of men and women is not only in a career in the world of work during, but more importantly in the review of Islamic philosophy is the equal right to education both religious and general education. The purpose of this article is to examine how the resilience of women's education in the philosophy of Islamic education. This study uses a literature review approach, first the author examines how the resilience of women's education then views of some Muslim philosophers on women's education. Furthermore, it examines the role and position of women, the verses of the Koran that deal with the role of women, children's education and women's education and women's public space in the perspective of Islamic education philosophy. This article concludes that in Islam every Muslim male and female are required to know about aqeedah, halal and haram and other legal issues, so that the position of women is equal to men in obtaining teaching with the provisions that they must be able to maintain their nature as Muslim women and there are no restrictions in getting more knowledge for women than that Islam gave them the right to learn in the same opportunities as men, even the Prophet Muhammad gave permission for them to go out to prepare their future on condition that they should cover their genitals.

Konstruksi Women Empowerment pada Film Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak

“…Beberapa contoh penelitian di atas menunjukkan bahwa perempuan masih kerap kali mendapatkan pelabelan ikon makhluk yang lemah, peran wilayah domestik, dan sering dianggap terbelakang. Artinya, perempuan sering kali mendapatkan diskriminasi gender karena stigma minim keahlian dalam persaingan dominasi laki-laki (Basit, Kholil & Sazali, 2022). Hal tersebut dapat memengaruhi interpretasi dan perspektif dari penikmatnya terhadap perempuan di dunia nyata.…”

Peran Manajemen Kepala Sekolah Terhadap Mutu Pendidikan Sekolah Dasar di Kota Langsa

“…Tugas utama seorang kepala sekolah adalah melaksanakan serta menyukseskan kegiatan belajar dan mengajar berdasarkan kurikulum nasional. Menjalankan amanah yang diemban serta menyiasati pencapaian tujuan demi pelaksanaan dan pencapaian kegiatan pembelajaran secara baik dan sempurna (Fadli & Sabaruddin, 2020). Menjadi manajer pada lembaga pendidikan mengayomi dan menegaskan aturan yang wajib dilaksanakan oleh unsur akademisi sekolah baik guru, pegawai administrasi dan siswa.…”

Persepsi Mahasiswa Mengenai Isu Kesetaraan Gender Dalam Mempelajari Bidang Filsafat

“…Persoalan utamanya adalah bagaimana mencapai Tuhan sedekat-dekatnya dan bahwa Dia semakin dirindukan dan dicintai (Anshori 2015). Untuk mencapai tingkat tersebut tidak ada syarat laki-laki, karena masing-masing orang, baik laki-laki maupun perempuan, mempunyai kesempatan yang sama, sehingga tidak ada persoalan pemusatan perhatian kepada perempuan agar bersaing pada menuntut ilmu pada setiap institusi pengajaran dan pendidikan baik formal, informal, maupun non formal (Fadli and Sabaruddin 2020). Kedua, hasil wawancara tentang pertanyaan "Bagaimana persepsi mahasiswa tentang perempuan yang mempelajari bidang filsafat?"…”

“…Dia bebas memilih bidang pengetahuan yang menarik baginya (Fadli and Sabaruddin 2020). Seorang perempuanlah yang menciptakan dirinya, atau menjadi apa yang diinginkan, tentunya memerlukan keberanian.…”