Respon Peternak Sapi Potong Terhadap Penerapan Teknologi Inseminasi Buatan (Ib) Di Desa Tondegesan Dua Kecamatan Kawangkoan Kabupaten Minahasa

Abstract

CATTLE FARMERS’S RESPONSE ON APPLICATION OF ARTIFICIAL INSEMINATION (AI) TEGNOLOGY IN TONDEGESAN VILLAGE KAWANGKOAN DISTRICT, MINAHASA REGENCY. The government encourages the cattle farming industry through science and technology to increase the productivity of livestock businesses in order to be able to increase the livestock population. The objective of this study was to determine the farmer's response to the adoption of artificial insemination technology (IB) at the village of Tondegesan Dua, Kawangkoan District, Minahasa Regency and to evaluate their knowledge on artificial insemination motivation and technology adoption (IB) in Tondegesan two Village, Kawangkoan District, Minahasa Regency. Data sources were based on primary and secondary data. Data collection were conducted by observation and interview method. The farmer population were involving 42 farmers following artificial insemination and not following artificial insemination activities, but they were aware of artificial insemination technology. The number of samples taken were 30 farmers. Determination of the sample was purposively taken at the village of Tondegesan Dua. The measurement of the research indicator was carried out by applying a Likert scale. Test was done on the relationship between the variables of farmer response to artificial insemination. The results showed that the farmer's responses to artificial insemination were in a fairly good category based on the results of the study. It can be concluded that the farmer's response to the artificial insemination was quite good. Keywords: Farmer motivation, artificial Insemination technology, Tondegesan Dua village.

Capital aspects of livestock procurement in households raising beef cattle in Nagari Lakitan Utara, Pesisir Selatan Regency

“…The average age of repondents was 43.94±9.14 years old, which means that they were categorically in productive age group. This group signifies that their physical capacity is high and therefore higher productivity, while older group would have lower physical capacity and therefore lower productivity [11].…”

Pendapatan Usaha Sapi Potong Pola Integrasi Dengan Tanaman Kelapa Di Kecamatan Teon Nila Serua Kabupaten Maluku Tengah

“…Seseorang yang memilki umur lebih muda cenderung akan memiliki kemampuan fisik lebih kuat dari pada umur yang lebih tua. Mahalubi et al (2019) menyatakan bahwa umur menjadi salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi produktivitas peternak dalam menjalankan usahanya. Semakin meningkatnya umur seseorang sampai pada umur tertentu maka berpengaruh terhadap kemampun dirinya dalam mengerjakan sesuatu.…”

Keragaan Adopsi Teknologi Inseminasi Buatan (IB) Kambing di Kecamatan Andoolo Kabupaten Konawe Selatan

“…Tingkat pendidikan ini diharapkan dapat menjadi faktor pendukung keberhasilan adopsi inovasi teknologi IB kambing di lokasi kajian. Dalam sebuah usaha semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, akan mem-pengaruhi dalam pengambilan keputusan atas usahanya dan memiliki daya analisis yang tinggi terhadap peluang-peluang yang ada disekitarnya untuk peningkatan usahanya (Mahalubi et al, 2019).…”

“…Sistem perkandangan untuk ternak kambing sudah lama diterapkan oleh para peternak di 2 lokasi kajian dengan alasan utama adalah faktor keamanan, sedangkan alasan lainnya adalah agar ternak tidak mengganggu tanaman milik petani lain, dan mudah dikontrol serta menghindari penyakit atau keracunan pada ternak. Ketersediaan hijauan pakan di 2 lokasi kajian sepanjang tahun menjadi faktor kemudahan petani dalam pemberian pakan ternak, namun dalam jangka panjang dikhawatirkan ketersediaan akan semakin berkurang khususnya di musim kemarau, oleh sebab itu perlu dilakukan tindakan antisipasi dengan menanam hijauan pakan yang berkualitas untuk pakan ternak (Mahalubi et al, 2019) Tersedia secara alami (100%) Sumber : Data primer diolah Selanjutnya, data pada Tabel 2 menunjukan estimasi nilai pendapatan bersih dari hasil jual ternak kambing dewasa umur 1 tahun (rataan) hasil IB adalah sebesar Rp. 3.000.000 per tahun per ekor untuk petani kooperator, sedangkan untuk non kooperator (Non IB) sebesar Rp.…”

“…Proses adopsi inovasi teknologi membutuhkan tahapan untuk pembuatan keputusan yang terdiri dari kesadaran, minat, penilaian, mencoba dan menerima (Mahalubi et al, 2019). Inovasi teknologi IB menurut (Awais & Khan, 2014) sebagai stimulus bagi para peternak, hal ini disebabkan adanya sifat keuntungan relative, kesesuaian dengan keadaan (kompatabilitas), kompleksitas atau tingkat kesukaran, triabilitas atau dapat diujicobakan pada skala kecil dan sifat observabilitas atau dapat dilihat hasil dari uji coba tersebut.…”