Risiko Produksi Usahatani Padi Di Kabupaten Lampung Timur

Abstract

This research was to analyze the risk of production of paddy rice farming which received the Tertiary Irrigation (TI) optimization policy as compared to that without the Tertiary Irrigation (TI) optimization policy. This research was conducted in the village of Tulusrejo Pekalongan District of East Lampung regency. This research employed simple random sampling to collect the sample. The sample totaled 41 farmers consisting of 27 farmers who received the JIT optimization policy and 14 farmers who did not get the policy. This research was conducted from December 2016 to January 2017. Coefficient of Variation (CV) and t-test analysis were used to figure out the answer. The results showed that the risk of paddy rice production of farming which received the Tertiary Irrigation (TI) optimization policy is smaller than that which did not get the policy, although statistically it was not significantly different.

Faktor dan Risiko Produksi Usahatani Padi Sawah Tadah Hujan Sulawesi Selatan

“…Proses produksi bisa berjalan bila persyaratan faktor produksi yang dibutuhkan sudah terpenuhi (Suarna & Hindarti, 2021). Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produksi padi adalah melalui peningkatan produktivitas, pengembangan varietas unggul baru, penambahan areal panen melalui peningkatan intensitas penanaman, dan stabilitas produksi (Mardliyah, 2018;Neonbota & Kune, 2016). Berbagai upaya dengan menciptakan berbagai terobosan dan metode baru terus diciptakan agar dapat meningkatkan produksi beras (Budianti et al, 2021).…”

Analisis Risiko Produksi Cabai Merah Di Desa Margototo Kecamatan Metro Kibang Kabupaten Lampung Timur

“…Penggunaan tenaga kerja di lokasi penelitian adalah tenaga kerja pria dan wanita, baik di dalam keluarga dan luar keluarga yang dihitung dengan hari orang kerja (hok). Hal ini selaras dengan penelitian (Mardliyah, 2019) yang menyatakan bahwa tenaga kerja terdiri dari tenaga kerja wanita dan tenaga kerja pria yang disama ratakan dengan satuan hari orang kerja (hok).…”