AbstrakProgram Millenium Development Goals (MDGs) yang dilakukan sejak tahun 2003 belum berhasil mencapai tujuannya, termasuk untuk meningkatkan kesehatan ibu dengan target menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar tiga perempatnya antara tahun 1990 sampai 2015. Program ini kemudian dilanjutkan menjadi Sustainable Development Goals (SDGs) dengan salah satu fokusnya yaitu menurunkan AKI hingga di bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup serta mengurangi sepertiga kematian bayi prematur akibat penyakit tidak menular. Angka kematian ibu di Indonesia cukup tinggi apabila dibandingkan dengan negara-negara lainnya di wilayah Asia Tenggara. Pada umumnya penyebab utama kematian ibu adalah pendarahan (28%), preeklampsia (PE)/eklampsia (24%), infeksi (11%), komplikasi persalinan (5%) dan abortus (5%). Preeklampsia (PE) merupakan penyakit hipertensi yang disertai dengan proteinuria yang terjadi pada saat usia kehamilan mencapai 20 minggu (trimester kedua). Penyakit ini umumnya tidak terdiagnosis namun terlihat setelah berdampak pada gangguan ibu dan janin dan apabila tidak ditangani dengan segera, maka dapat menyebabkan kematian bagi ibu pada proses persalinan. Dilaporkan bahwa rata-rata insiden kejadia PE di seluruh dunia adalah 2-10%. Berbagai upaya terus dilakukan untuk menurunkan angka kematian Ibu ini, salah satunya adalah dengan pencarian metode deteksi dini. Tujuan penulisan review ini adalah untuk mengkaji metode deteksi dini apa yang paling efektif dan efisien untuk mengatasi PE. Metode dalam review ini adalah penelusuran data berbasis Pubmed, Scopus dan Google Scholar dan tanpa pembatasan index factor dengan menggunakan kata kunci "biomarker, preeclampsia", "early detection, preeclampsia". Hasil review menunjukkan bahwa biomarker placental growth gactor (PlGF) dan soluble Fms-like tyrosine kinase 1 (sFlt-1) merupakan biomarker spesifik dengan sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi dalam pendeteksian PE.
Kata kunci:Biomarker PlGF/sFlt-1, deteksi dini, preeklampsia
PlGF/sFlt-1 as Early Detection Biomarker for Preeclampsia AbstractMillennium Development Goals (MDGs) had been conducted since 2003 with uncomplished outcome target, particularly improving maternal health and lowering maternal mortality until one-fourth of population from 1990 until 2015. Then, this program was continued through Sustainable Development Goals (SDGs) in 2015 with lowering maternal mortality below 70 per 100,000 live births and reducing premature mortality due to one-third because of uncommunicable diseases. Maternal mortality in Indonesia is quite high compared with the other countries in the Southeast Asia. Generally, the main causes of maternal death are haemorrhage (28%), preeclampsia (PE)/eclampsia (24%), infection (11%), complications from birth delivery (5%), and unsafe abortion (5%). Preeclampsia (PE) is a hypertension disease accompanied with proteinuria that occuring in 20 weeks of pregnancy (second trimester). The disease is commonly unvisible and underdiagnosed until clinical manifestations were presented (e.g. maternal and fet...