2022
DOI: 10.15581/003.35.2.53-69
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Santiago Abascal’s Twitter and Instagram strategy in the 10 November 2019 General Election Campaign: A populist approach to discourse and leadership?

Abstract: While the scholarly consensus is that VOX is a far-right political party in European terms, questions remain regarding whether or not its politics contain elements of populism. This research paper explores the Twitter and Instagram strategy deployed by Santiago Abascal, leader of VOX, during the 10 November 2019 general election campaign to assess whether his messaging includes characteristic features of populist rhetoric, to analyze the uses to which he puts social media, and to understand the features of the… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2023
2023
2024
2024

Publication Types

Select...
3
2
1

Relationship

0
6

Authors

Journals

citations
Cited by 20 publications
(1 citation statement)
references
References 23 publications
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Pemilu 2004 masyarakat diberikan hak kebebasan berpartisipasi dalam politik, berbeda dengan tahun 1970-an ketika pemilu dianggap kurang demokratis. Jadi, masuk akal jika ada masyarakat yang tidak menyalurkan aspirasi politiknya karena kekecewaan terhadap pemerintah saat itu atau sistem pemilu yang tidak jujur, adil dan selalu berhaluan ke partai Golkar (Pallarés-Navarro, 2022). Namun setelah runtuhnya Orde Baru, partai politik muncul sebagai wadah untuk menggalang dan mengartikulasikan kepentingan rakyat, agar rakyat dapat memilih secara bebas sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada.…”
unclassified
“…Pemilu 2004 masyarakat diberikan hak kebebasan berpartisipasi dalam politik, berbeda dengan tahun 1970-an ketika pemilu dianggap kurang demokratis. Jadi, masuk akal jika ada masyarakat yang tidak menyalurkan aspirasi politiknya karena kekecewaan terhadap pemerintah saat itu atau sistem pemilu yang tidak jujur, adil dan selalu berhaluan ke partai Golkar (Pallarés-Navarro, 2022). Namun setelah runtuhnya Orde Baru, partai politik muncul sebagai wadah untuk menggalang dan mengartikulasikan kepentingan rakyat, agar rakyat dapat memilih secara bebas sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada.…”
unclassified