2017
DOI: 10.26499/jentera.v2i1.391
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Sastra Dan Kuliner: Evolusi Gastronomi Ke Gastrosofi Dalam Tiga Cerpen Indonesia

Abstract: “Filosofi Kopi”, “Madre”, dan “Smokol” menghadirkan sebuah puitika yang mendasarkan diri pada kuliner. Kopi, adonan biang bernama madre, dan sebuah tradisi makan tanggung di antara sarapan dan makan siang yang disebut smokol menjadi media yang digunakan untuk memahami hal yang lebih besar daripada kenikmatan ragawi di atas meja makan. Cerita yang pada awalnya tampak sebagai usaha untuk merayakan hidup, menemukan dan menghadirkan sajian terbaik, dan memahami jati diri personal melalui kuliner, lambat laun berge… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3
1
1

Citation Types

0
1
0
4

Year Published

2021
2021
2024
2024

Publication Types

Select...
5

Relationship

0
5

Authors

Journals

citations
Cited by 5 publications
(5 citation statements)
references
References 0 publications
0
1
0
4
Order By: Relevance
“…Peran utama dari konflik selera adalah memperlihatkan dimensi identitas, mengingat konflik selera dalam cerpen-cerpen yang dianalisis mampu mengekspresikan identitas tokoh-tokoh yang terlibat dalam konflik tersebut. Signifikansi dari konflik selera dapat mencerminkan pertentangan dalam ideologi, kelas, peran gender, dan identitas (Anggia et al, 2022).Penelitian lain berjudul "Sastra dan Kuliner: Evolusi Gastronomi ke Gastrosofi dalam Tiga Cerpen Indonesia" (Bramantio, 2013). Penelitian ini menggambarkan bahwa tiga cerpen yang dianalisis tidak menunjukan Indonesia yang mengalami keterpurukan dan serba gelap, namun Indonesia yang memiliki harapan lebih baik karena munculnya tokoh-tokoh generasi muda urban yang memiliki semangat global dan kesadaran untuk menggali, menerima dan memelihara nilai filosofis warisan leluhur.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Peran utama dari konflik selera adalah memperlihatkan dimensi identitas, mengingat konflik selera dalam cerpen-cerpen yang dianalisis mampu mengekspresikan identitas tokoh-tokoh yang terlibat dalam konflik tersebut. Signifikansi dari konflik selera dapat mencerminkan pertentangan dalam ideologi, kelas, peran gender, dan identitas (Anggia et al, 2022).Penelitian lain berjudul "Sastra dan Kuliner: Evolusi Gastronomi ke Gastrosofi dalam Tiga Cerpen Indonesia" (Bramantio, 2013). Penelitian ini menggambarkan bahwa tiga cerpen yang dianalisis tidak menunjukan Indonesia yang mengalami keterpurukan dan serba gelap, namun Indonesia yang memiliki harapan lebih baik karena munculnya tokoh-tokoh generasi muda urban yang memiliki semangat global dan kesadaran untuk menggali, menerima dan memelihara nilai filosofis warisan leluhur.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Sebab tanda baca titik-titik yang dimaksud dalam frasa mengusir bangsa adalah bangsa asing, yakni bangsa Belanda. Evolusi gastronomi sastra juga tampak selaras dengan hipotesis yang telah dikembangkan oleh Bramantio (2013) ketika mengulas tiga cerpen. Karena itu, istilah "jalur rempah" bagi Mas Marco adalah "jalur perlawanan" karena rempah-rempah menjadi metafora untuk gugatan keserakahan dan kesewenang-wenangan.…”
Section: Jumlah Barangunclassified
“…From the 20th century to the present, in American literature, food, eating, and hunger are valued as pleasures on different levels [14]. What Davis addresses may be equal to "a miniature" of a nation in Indonesia, as written by Bramantio in the spirit of accepting, learning, and preserving ancestral heritage [25].…”
Section: Agricultural Workers and Sustainable Agriculturementioning
confidence: 99%