ABSTRAKPendahuluan. Sepsis Berat merupakan masalah kesehatan dengan tingkat mortalitas yang tinggi serta insiden yang terus meningkat. Bersihan laktat menggambarkan kinetika metabolisme anaerob pasien sepsis berat dan merupakan parameter yang potensial untuk mengevaluasi kondisi penyakit dan intervensi pengobatan yang didapat pasien. Namun demikian, hubungan antara bersihan laktat terhadap terjadinya kematian pasien sepsis berat belum diketahui. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh bersihan laktat terhadap kesintasan pasien dengan sepsis berat, serta faktor-faktor perancu yang mempengaruhi hubungan tersebut.Metode. Penelitian ini merupakan penelitian kohort prospektif yang dilaksanakan di Unit Gawat Darurat dan ruang perawatan Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada bulan Maret-Mei 2011. Pasien termasuk dalam kelompok bersihan laktat tinggi bila terdapat perbedaan kadar laktat ≥10% dalam 6 jam pertama pengobatan, sedangkan perbedaan <10% termasuk ke dalam kelompok bersihan laktat rendah. Selanjutnya, dilakukan observasi terhadap terjadinya kematian dalam 10 hari pertama perawatan pada kedua kelompok. Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis mengunakan uji statistik log-rank test, serta dicari nilai hazard ratio dengan menggunakan uji cox regression model. Selanjutnya, dilakukan analisis variabel perancu dengan menggunakan uji cox regression.Hasil. Laju kesintasan kelompok bersihan laktat tinggi dan rendah masing-masing sebesar 60,0% dan 26,7% (p=0,004). Median kesintasan yaitu 3 hari pada bersihan laktat rendah, sedangkan kematian tidak mencapai 50% pada bersihan laktat tinggi. Interkuartil I kedua kelompok berturut-turut sebesar 1 dan 4 hari. Dari analisis didapatkan hazard ratio sebesar 2,87 (IK 95%; 1,41-5,83). Pada analisis multivariat keberadaan syok sepsis, skor SOFA, penggunaan vasopresor/inotropik, transfusi dan cairan resusitasi, tidak ada yang mengubah nilai hazard ratio >10%. Oleh karena itu, tidak ada yang memenuhi syarat untuk disebut sebagai perancu.Simpulan. Pasien bersihan laktat tinggi memiliki kesintasan lebih tinggi dibandingkan pasien bersihan laktat rendah dan hubungan tersebut tidak dipengaruhi perancu.