Latar belakang. Infeksi awitan dini neonatal masih menjadi masalah karena tingginya angka kesakitan,kematian, biaya perawatan, dan akan menimbulkan komplikasi tumbuh kembang di kemudian harikhususnya bayi prematur. Di sisi lain diagnosis cepat sangat diperlukan terutama untuk menentukan saatpemberian antibiotik.Tujuan. Mengetahui hubungan faktor risiko maternal sebagai prediktor terjadinya infeksi neonatal awitandini (INAD).Metode. Studi kasus kontrol, retrospektif terhadap pasien neonatus yang dirawat di Unit Perawatan IntensifNeonatal, Rumah Sakit Anak dan Bunda ”Harapan Kita” sejak Desember 2008 sampai dengan November2010. Data dianalisis secara multivariat regresi logistik dengan menggunakan program SPSS 16.0.Hasil. Subyek penelitian 566 bayi baru lahir dari 5094 kelahiran selama periode dua tahun; ditemukan179 neonatus (35,17 per 1000 kelahiran) didiagnosis tersangka INAD, 12 (6,7%) terbukti berdasarkanpemeriksaan biakan darah. Jenis kuman adalah Staphylococcus epidermidis (6), candida sp (2), Staphylococcusaureus (1), Streptococcus B hemoliticus (1), Streptococcus maltophilia (1), serratia sp (1). Faktor risikoleukositosis (15.000 sel/mm3) pada ibu dan adanya leukosit (5/LPB) dalam cairan lambung bayi yangdiaspirasi segera setelah lahir memiliki probabilitas sebagai prediktor kemungkinan neonatus menderitainfeksi awitan dini sebesar 67.7%.Kesimpulan. Peningkatan jumlah leukosit darah ibu dan peningkatan jumlah leukosit dalam cairan lambungbayi yang diaspirasi segera setelah lahir merupakan prediktor kemungkinan neonatus menderita infeksiawitan dini