SSD saat ini memiliki teknologi media penyimpanan yang baru yaitu Solid State Drive Non-volatile Memory Express (SSD NVMe). Selain itu, SSD memiliki fitur bernama TRIM. Fitur TRIM memungkinkan sistem operasi untuk memberitahu SSD terkait block mana saja yang sudah tidak digunakan. TRIM berfungsi menghapus block yang telah ditandai untuk dihapus oleh sistem operasi. Namun fungsi TRIM memiliki efek atau nilai negatif bagi bidang forensik digital khususnya terkait dengan recovery data. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan perbandingan fungsi TRIM disable dan enable guna mengetahui kemampuan tools forensics dan tools recovery dalam mengembalikan bukti digital pada SSD NVMe fungsi TRIM. Sistem operasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Windows 10 profesional dengan file system NTFS. Selama ini, teknik akuisisi umumnya digunakan secara tradisional atau static. Oleh karena itu diperlukan teknik untuk mengakuisisi SSD dengan menggunakan metode live forensics tanpa mematikan sistem operasi yang sedang berjalan. Penerapan metode live forensics digunakan untuk mengakuisisi SSD NVMe secara langsung pada fungsi TRIM disable dan enable. Tools yang digunakan untuk live akuisisi dan recovery adalah FTK Imager Portable dan Testdisk. Prosentase recovery TRIM disable menggunakan tool Autopsy dan Testdisk 100% sehingga dapat menemukan barang bukti dan menjaga integritas barang bukti, hal ini dibuktikan dengan nilai hash yang sama pada file asli dan file hasil recovery, Sedangkan tool Belkasoft hanya 3%. Sementara pada TRIM enable menggunakan tool Autopsy, Belkasoft, dan Testdisk 0%, file hasil recovery mengalami kerusakan dan tidak dapat di-recovery.