2020
DOI: 10.29313/mimbar.v36i1.5610
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Shifting Cultivation of Arfak Farmer in Somi and Indisey Villages

Abstract: Shifting cultivation of Arfak farmer is a traditional planting which they inherited from their ancestor. This research aims to explain the environmental condition of shifting cultivation in Indisey and Somi villages and the barriers in socio-economy, social capital, and human capital. This research applies a cross-sectional study which is taken in a short period of time and done step by step to get certain points that lead to a clear conclusion. The results of the study show that shifting cultivation c… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2021
2021
2021
2021

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(1 citation statement)
references
References 13 publications
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Penelitian terdahulu itu dilaksanakan di kawasan konservasi Cagar Alam Pegunungan Arfak yang tersebar pada ketiga ekosistem, yakni ekosistem hutan hujan dataran rendah (low land forest; < 300 m), hutan hujan kaki gunung (foothill forest, 3001000 m), dan hutan hujan lereng pegunungan (lower montane forest, 10002800 m) (Anonim dalam Salosa 2014). Penelitian oleh Tapi et al (2020) dan Atatribaba (2018) menjelaskan bahwa masyarakat di sekitar hutan hujan dataran rendah menjalankan konsep igya ser hanjob dalam kegiatan berkebun. Secara khusus mereka menggambarkan tekanan penduduk, pemekaran wilayah, dan alih fungsi lahan untuk perkebunan kelapa sawit berkontribusi pada tidak diterapkannya konsep tersebut.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Penelitian terdahulu itu dilaksanakan di kawasan konservasi Cagar Alam Pegunungan Arfak yang tersebar pada ketiga ekosistem, yakni ekosistem hutan hujan dataran rendah (low land forest; < 300 m), hutan hujan kaki gunung (foothill forest, 3001000 m), dan hutan hujan lereng pegunungan (lower montane forest, 10002800 m) (Anonim dalam Salosa 2014). Penelitian oleh Tapi et al (2020) dan Atatribaba (2018) menjelaskan bahwa masyarakat di sekitar hutan hujan dataran rendah menjalankan konsep igya ser hanjob dalam kegiatan berkebun. Secara khusus mereka menggambarkan tekanan penduduk, pemekaran wilayah, dan alih fungsi lahan untuk perkebunan kelapa sawit berkontribusi pada tidak diterapkannya konsep tersebut.…”
Section: Pendahuluanunclassified