Sifat Mekanis Serat Enceng Gondok Sebagai Material Komposit Serat Alam Yang Biodegradable

Hastuti, Sri; Pramono, Catur; Akhmad, Yafi

doi:10.31002/jom.v2i1.806

Cited by 7 publications

(7 citation statements)

References 0 publications

Supporting

Mentioning

Contrasting

Unclassified

Order By: Relevance

“…Komposit merupakan suatu hasil material tersusun campuran lebih dari dua elemen utama yang berbeda [2]. Pada saat ini komposit berpenguat serat alam banyak digunakan dikarenakan kekuatan dan kekakuan spesifiknya jauh lebih tinggi dibandingkan material teknik pada umumnya, dan komposit dengan keunggulan bobot yang ringan, kekuatan lebih tinggi, ketahanan pada karat dan harga yang lebih ekonomis [3].…”

Section: Pendahuluanunclassified

Pengaruh Fraksi Volume Pada Komposit Serat Lapisan Batang Pisang Kepok Dengan Perlakuan Asap Cair Terhadap Kekuatan Tarik

Kusuma,

Yuliyanto,

Dharta

2023

JITT

View full text Add to dashboard Cite

Synthetic fiber composite materials such as glass fiber, aramid and carbon fiber have good mechanical properties, but cause environmental pollution because they cannot be recycled. Because of this, many researchers are making composites with natural fibers. The advantages of natural fibers include: lower price, easy processing, reduced CO2 emissions, and specific strength meets application requirements. Composites are materials composed of a mixture of more than two different main elements. Composites have the advantages of light weight, higher strength, and corrosion resistance. This study applies the full factorial design method, which will look at the effect of the composite ratio (volume fraction and between fiber layers) on tensile strength. The purpose of this research is to determine the effect of variations in volume fraction and fiber layers of kepok banana stems on tensile strength. So that it can be used as an alternative material for making SNI helmets. This study used variations in volume fractions of 10%, 15%, and 20% and variations in fiber layers of 3, 4, and 5 kepok banana stems. Liquid smoke soaking time was 60 minutes. The average value of the maximum tensile test in the 4th layer, 10% volume fraction of fiber with a value of 42.76 Mpa and the minimum average value in the 3rd layer using 10% volume fraction of fiber with a value of 30.06 Mpa.

show abstract

Section: Pendahuluanunclassified

Pengaruh Fraksi Volume Pada Komposit Serat Lapisan Batang Pisang Kepok Dengan Perlakuan Asap Cair Terhadap Kekuatan Tarik

Kusuma,

Yuliyanto,

Dharta

2023

JITT

View full text Add to dashboard Cite

show abstract

“…Perkembangan material komposit telah menambah pengetahuan tentang material modern, berkontribusi pada kemajuan berkelanjutan dalam ilmu dan teknik material dan meningkatkan kehidupan manusia. 1 Adapun keuntungan penggunaan material komposit sebagai alternatif penggunaan komponen kapal yaitu tahan korosi, massa jenis rendah, ramah lingkungan, mudah diperoleh, harga yang terjangkau, dan memiliki sifat mekanik yang baik, 2 sehingga material komposit dapat dijadikan sebagai pengganti kayu. Bambu merupakan material yang dapat dijadikan alternatif dalam pembuatan konstruksi kapal dan dapat dijadikan material komposit.…”

Section: Pendahuluanunclassified

ANALISIS KEKUATAN LENTUR DAN KEKUATAN TEKAN BALOK LAMINASI BAMBU PETUNG (Dendrocalamus asper) DAN SERAT KELAPA SEBAGAI KOMPONEN KONSTRUKSI KAPAL

Manik

Samuel

Kamil

et al. 2022

View full text Add to dashboard Cite

Balok laminasi terbentuk dari dua material atau lebih yang mempunyai sifat berbeda. Laminasi bambu merupakan salah satu solusi untuk mengembangkan suatu material agar memiliki struktur yang lebih baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh arah laminasi bambu terhadap kekuatan lentur dan kekuatan tekan pada balok laminasi bambu. Metode yang dilakukan merupakan pengujian eksperimental dengan menguji kekuatan lentur dan tekan. Pengujian balok mengacu pada SNI 03-3958-1995 dan SNI 03-3959-1995. Balok laminasi yang akan diuji memiliki nilai kadar air dibawah 13% sesuai dengan ketentuan pengujian dan memiliki berat jenis antara 0,58-0,69 g/cm 3 . Balok laminasi dengan variasi arah 0˚/90˚ mempunyai kekuatan lentur sebesar 74,44 MPa dan mempunyai kekuatan tekan 55,36 MPa. Laminasi dengan variasi arah bersilangan +45˚/-45˚ memiliki nilai kekuatan lentur sebesar 55,34 MPa dan kekuatan tekan 65,57 MPa. Variasi susunan arah bersilangan 0˚/90˚ memiliki kekuatan lentur yang lebih baik dibandingkan dengan variasi arah bambu bersilangan +45˚/-45˚, sedangkan untuk pengujian tekan, variasi susunan arah bersilangan +45˚/-45˚ memiliki hasil pengujian yang lebih besar. Hasil pengujian tekan dan lentur untuk kedua variasi tergolong dalam kelas kuat Badan Klasifikasi Indonesia (BKI) yang berbeda, variasi arah bambu bersilangan 0˚/90˚ tergolong dalam kelas kuat II untuk pengujian lentur dan kelas kuat II untuk pengujian tekan, sedangkan untuk variasi arah bambu bersilangan +45°/-45° tergolong dalam kelas kuat III untuk pengujian lentur dan kelas kuat I untuk pengujian tekan.

show abstract

“…Water hyacinth plants belong to a very high aquatic weed group, especially in tropical and subtropical regions. The rapid growth rate of water hyacinth is that one water hyacinth stem within 52 days can produce new plants covering an area of 1,000 hectares [7]. The water hyacinth plant stem (petiole) is round and bulging, filled with air spaces that float above the water surface [8].…”

Section: Introductionmentioning

confidence: 99%

Manufacturing and Characterization of Composite Boards from Corn Husk Fiber, Water Hyacinth Fibers, and Sawdust Using Epoxy Resin

Frida,

Pratyka

2024

J. Technomaterial Phys.

View full text Add to dashboard Cite

Composite board has been made with corn husk fiber (CHF), water hyacinth fiber, and wood sawdust using epoxy resin as an adhesive. The composition of each fiberwas varied, and physical tests (density, porosity, water absorption, and thickness expansion) and mechanical tests (modulus of elasticity (MOE), modulus of rupture (MOR), and compressive strength) were carried out, and microstructure was analyzed using SEM-EDX. The results of testing the physical and mechanicalproperties with optimum results were density of 1.03 g/cm3, porosity of 10.48%, water absorption capacity of 10.22%, thickness expansion of 2.91%, MOR 256.05kgf/cm2, MOE 228 kgf/cm2 and compressive strength of 3.19 MPa. The results showed that the physical (porosity, absorption, and thickness expansion) and mechanical (MOR and compressive strength) tests met the standards of SNI 03-2105-2006, while the MOE test did not meet the standards. For density testing, it complies with SNI 01-4449-2006 standards. The composite board can be used as a substitute for wood for furniture materials.

show abstract

Sifat Mekanis Serat Enceng Gondok Sebagai Material Komposit Serat Alam Yang Biodegradable

Cited by 7 publications

References 0 publications

Pengaruh Fraksi Volume Pada Komposit Serat Lapisan Batang Pisang Kepok Dengan Perlakuan Asap Cair Terhadap Kekuatan Tarik

Pengaruh Fraksi Volume Pada Komposit Serat Lapisan Batang Pisang Kepok Dengan Perlakuan Asap Cair Terhadap Kekuatan Tarik

ANALISIS KEKUATAN LENTUR DAN KEKUATAN TEKAN BALOK LAMINASI BAMBU PETUNG (Dendrocalamus asper) DAN SERAT KELAPA SEBAGAI KOMPONEN KONSTRUKSI KAPAL

Manufacturing and Characterization of Composite Boards from Corn Husk Fiber, Water Hyacinth Fibers, and Sawdust Using Epoxy Resin

Contact Info

Product

Resources

About