AbstrakAbu terbang batu bara dengan prosentase kandungan SiO2 telah berhasil digunakan sebagai bahan baku pembuatan Silika Gel. Karakteristik silika gel diketahui dengan munculnya gugus fungsi silanol dan siloksan dengan FTIR, struktur kristal tak beraturan (amorf) dengan XRD, bentuk partikel bola (spherical) dan analisis unsur dengan EDX. Silika gel yang dihasilkan masih mengandung sedikit pengotor oksida alumina dan oksida natrium. Pengujian kapasitas adsorpsi Rhodamin-B silika gel lebih besar dibandingkan abu terbang dengan model adsorsi keduanya mengikuti model isotermal Langmuir dengan konsentrasi optimum pada 200 ppm. Kinetika adsorpsi mengikuti model Pseudo Second Order dimana laju adsorpsi silika gel sedikit lebih tinggi dibanding abu terban, tepai perbedaaanya tidak signifikan. [6]. Namun, penggunaan abu terbang secara langsung baik untuk beton maupun adsorben memberikan permasalahan karena kandung logam berat beracun seperti As, Ba, Hg, Cr, Ni, V, Pb, Zn and Se dapat dilepaskan ke lingkungan [7].Penghilangan logam pengotor yang beracun dan pemurnian kadar SiO2 pada abu terbang merupakan solusi yang menjanjikan untuk meningkatkan pemanfaatan silika sebagai adsorben. Mengacu pada kandungan SiO2 pada abu sekam padi dan baggas tebu yang dapat dimurnikan menjadi material silika gel dengan kemurnian 98-99% [8] dan [9], maka abu terbang juga dapat diubah menjadi silika gel. Pada penelitian sebelumnya [10], silika gel berhasil disintesis dari abu terbang yang memiliki kapasitas adsorpsi terhadap zat warna metilen biru meningkat 62,70% dibanding abu terbang. Kemampuan adsorpsi silika gel dipengaruhi oleh gugus silanol (Si-OH) dan gugus siloksan (Si-O-Si) pada permukaannya yang reaktif. terhadap polutan kationik [11]. Selain itu, struktur kerangka 3 dimensi tak beraturan (struktur amorf) juga berperan dalam proses adsorpsi [12].Limbah zat warna merupakan salah satu jenis limbah yang secara estetika dapat mengganggu lingkungan dan juga beracun bagi manusia dan hewan. Limbah zat warna dapat menghambat cahaya matahari masuk dalam sistem perairan, maka proses biologis dalam lingkungan perairan tidak dapat berjalan baik [13]. Jumlah produksi zat warna setiap tahun mencapai 7 x 10 5 ton dan sekitar 10-15 % akan dibuang ke sistem perairan [14]. Limbah zat warna dihasilkan dari aktifitas industri seperti tekstil, printing, kosmetik, dan pewarna makanan [15]. Salah satu jenis zat warna yang banyak digunakan dalam aktifitas industri adalah Rhodamin-B yang merupakan zat warna merah yang merupakan warna dasar.Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mempelajari kemampuan adsorpsi Rhodamin-B oleh silika gel yang di sintesis dari abu terbang batu bara. Pengujian variasi konsentrasi Rhodamin-B untuk menentukan model dan kapasitas adsorpsi silika gel terhadap Rhodamin-B.BERKALA SAINSTEK 2018, VI (1): 31-35